GMFI Optimis Laba Bersih di 2020 Meningkat

Jakarta – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI), optimis bisa meningkatkan kinerja di tahun ini, seiring dengan ekspektasi peningkatan aktivitas penerbangan untuk group serta terus tumbuhnya perolehan pendapatan dari perawatan pesawat Non-Group.

Direktur Utama GMFI Tazar Marta Kurniawan mengungkapkan, posisi GMFI sebagai pemain utama dalam jasa MRO (Maintenance, Repair & Overhaul) di Asia maupun Global menjadi modal yang kuat untuk terus tumbuh.

“Customer kami dari non-group terus meningkat, terkhusus maskapai penerbangan internasional, ini yang akan menjadi fokus kami ke depan,” ungkap Tazar, Selasa, 28 Januari 2020.

Di tahun 2019 GMF berhasil menduduki posisi Top 9 Global Airframe MRO yang dianugerahi oleh Aviation Week dengan survey terhadap jam kerja, dimana GMF berhasil mencapai angka 3.2 juta manhour sold. Penghargaan tersebut semakin mengukuhkan posisi GMFI sebagai pemain global di industri MRO dunia.

Pada tahun yang sama, kinerja perseroan mendapat tantangan dari turunnya jam terbang pesawat domestik, termasuk yang dialami group sendiri, Garuda dan Citilink.

Faktor financial charge juga menjadi salah satunya, dimana tantangan yang dihadapi maskapai di seluruh penjuru dunia saat ini berujung pada customer yang mengalami kesulitan bayar, yang mana hal tersebut juga berdampak bagi operasional GMFI.

Selain itu, peningkatan proporsi bisnis engine yang bersifat material intensive dan technology intensive juga berkontribusi terhadap kenaikan beban material dan subcontract.

Memasuki tahun 2020, perseroan menargetkan pendapatan dapat tumbuh sekitar 5% dengan pertumbuhan laba bersih sekitar 10%. Target kenaikan pendapatan di tahun ini akan diikuti langkah efisiensi seperti mengoptimalkan kapabilitas yang dimiliki dan juga memaksimalkan penggunaan Part Manufacturing Approval (PMA).

Melalui efisiensi yang sejalan dengan ekspansi bisnis, GMFI optimis dapat kembali memperkuat kiprahnya di dunia.

“Tahun ini kami optimis akan ada peningkatan untuk pendapatan dari Group seiring dengan rencana penambahan armada di tahun ini. Dari non Group, tahun ini kami menargetkan pekerjaan redelivery meningkat menjadi 35 proyek dari sebelumnya 14 proyek di tahun 2019” ungkap Tazar.

Pada tahun ini, perseroan juga akan menganggarkan belanja modal sebesar US$50 juta yang sebagian besarnya dialokasikan untuk ekspansi bisnis baik secara organik dan non-organik.

Dalam waktu dekat, perseroan juga akan menambah kapasitas operasional dengan menargetkan pengoptimalan hangar di Denpasar, Surabaya, dan Pondok Cabe. Penambahan ini untuk mengakomodasi kenaikan order di tahun ini mengingat kondisi utilitas hangar saat ini yang telah mencapai 100%. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Diisukan Bakal Diganti, Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra Junjung Tinggi Etika

Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra menanggapi rumor mengenai pergantian… Read More

1 hour ago

Rupiah Diperkirakan Masih akan Melemah Akibat Inflasi AS yang Meningkat

Jakarta – Rupiah diprediksi masih akan mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), akibat peningkatan data inflasi… Read More

2 hours ago

IHSG Dibuka Naik 0,09 Persen ke Level 7.315

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (14/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

2 hours ago

Harga Emas Antam Anjlok Rp11.000, Sekarang Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Kamis, 14 November… Read More

3 hours ago

IHSG Diprediksi Melemah Terbatas, Cermati Sentimen Berikut

Jakarta –  Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini… Read More

3 hours ago

Mengukur Dampak Pemutihan Utang Petani dan Nelayan ke Industri Asuransi

Jakarta - Presiden Direktur Zurich Syariah, Hilman Simanjuntak, menyambut baik kebijakan pemutihan utang bagi petani… Read More

4 hours ago