Moneter dan Fiskal

Global Hadapi VUCA, Bank Sentral Dunia Agresif Kerek Suku Bunga

Jakarta – Pasca pandemi Covid-19 membuat intensitas VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) di global semakin kuat. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan, ini yang mengakibatkan Bank Sentral di dunia menaikan suku bunga acuannya secara agresif termasuk Bank Sentral Indonesia untuk mengendalikan inflasi.

Pandemi Covid-19 membuat mobilitas masyarakat terhenti mengakibatkan suplai barang bermasalah. Setelah pandemi bisa ditangani, masyarakat memiliki likuiditas yang banyak karena selama Covid, pemerintah dan Bank Sentral memberikan stimulus.

“Ada dana-dana masuk kepada masyarakat bawah, sementara masyarakat yang diatas mereka menikmati ada likuiditas masuk, seperti di pasar uang, bond market yield nya naik tinggi dan saham meningkat. Sehingga, ketika mobilitas mulai dibuka semua ingin spending. Ditambah konflik geopolitik Rusia dan Ukraina sebagai gudangnya pangan dan energi, sehingga global mengalami VUCA,” ungkap Destry dalam Acara GNPIP Wilayah Bali Nusra, Jumat, 9 Desember 2022.

Destry memberi contoh, negara maju seperti di Amerika Serikat (AS) dan Eropa inflasi tertinggi bisa mencapai 9% dan sampai dengan 10%, yang pada saat kondisi normal biasanya hanya sekitar 2%.

“Dan yang mereka lakukan dihajar dengan menaikan suku bunga secara agresif, sampai akhirnya Fed Funds Rate (FFR) kalau awal tahun masih 0,25%, posisi sekarang sudah 3,75% sampai 4%, naiknya 400 bps, bagaimana ekonomi gak langsung terpuruk. Itu karena mereka ingin menangani inflasi dengan kebijakan moneter,” jelas Destry.

Namun masalahnya, kata dia, berada pada sisi suplai yang menyebabkan dunia mengalami ketidakpastian dan tidak bisa diprediksi sampai kapan. Khususnya, perang antara Rusia dan Ukraina, sehingga distribusi barang terganggu.

“Selain itu, penguatan Dolar yang luar biasa dan suku bunga Amerika masih akan naik lagi Desember di perkirakan 50 bps atau 0,5% dan nanti 2023 masih diperkirakan naik. Ini kondisi yang memang di global kita nggak bisa berharap banyak,” kata Destry. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Berpotensi Dipercepat, LPS Siap Jalankan Program Penjaminan Polis pada 2027

Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More

11 hours ago

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

13 hours ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

15 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

16 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

16 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

18 hours ago