Jakarta – Generasi milenial dinilai perlu kritis saat merespon kampanye hitam tentang perkebunan kelapa sawit. Sebab, sebenarnya banyak informasi yang beredar tidak sesuai dengan kondisi di lapangan.
Wakil Direktur Utama PT Nusantara Sawit Sejahtera, Kurniadi Patriawan mengatakan, generasi milenial juga perlu kritis karena kesalahan yang dilakukan dalam merespon informasi dapat merugikan masyarakat. Mulai dari pelaku industri kelapa sawit yang saat ini menyerap sekitar 8 – 10 juta tenaga kerja hingga efek ganda kampanye hitam sawit terhadap perekonomian nasional.
“Kalau saya bilang ya, kritislah terhadap semua informasi. Maksudnya, jika ada informasi dari pihak tertentu, pelajari dulu dan berusahalah memahami apa yang terjadi di lapangan,” jelasnya di Jakarta, seperti dikutip 23 September 2021.
Mengenai tudingan yang menyebutkan bahwa perkebunan kelapa sawit mempekerjakan anak-anak (child labor), alumni Ilmu dan Teknik Material dari Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat ini mengatakan, di lapangan ada kondisi ketika ayah dan ibu sama-sama bekerja di kebun, sehingga anak-anak tidak ada yang menjaga di rumah.
Namun, untuk merespon permasalahan tersebut NSS telah memberikan solusi dengan menyediakan tempat dan fasilitas bermain bagi anak-anak. Selain itu, NSS juga menyediakan guru khusus sehingga orang tua bisa tetap bekerja dan anak-anak menunggu sambil bermain dan belajar.
Saat ini, NSS juga telah menerapkan prinsip konservasi lingkungan. Lahan konservasi tetap dipertahankan untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang tidak hanya dibutuhkan oleh masyarakat, namun juga untuk kelanjutan perkebunan.
Kurniadi menambahkan, di masa mendatang Nusantara Sawit Sejahtera diharapkan bisa menjadi lahan percontohan bagi perusahaan sawit dalam penerapan tata kelola perkebunan, pabrik pengolahan, serta bisnis secara keseluruhan.
“Visi saya untuk Nusantara Sawit Sejahtera jika mengacu kepada yang dilakukan saat ini, saya merasa NSS adalah perusahaan yang mencontohkan good practice untuk kelapa sawit. Harapan saya perusahaan ini bisa terus berkembang dan menjadi contoh,” terang Kurniadi.
Ia menilai merasa perlu adanya gerakan nasional untuk menginformasikan peran industri sawit terhadap masyarakat dan perekonomian nasional, seperti yang dilakukan Pemerintah Malaysia, mulai dari kegiatan hulu hingga ke hilir sawit.
Menurut Kurniadi, gerakan ini juga perlu diinisiasi pemerintah sehingga sawit menjadi produk kebanggaan bagi masyarakat dan tidak mendapatkan perlakuan diskriminasi di perdagangan internasional. Apalagi, pada kenyataannya lebih dari setengah kebutuhan minyak sawit dunia tetap dipasok oleh Indonesia.
Di sisi lain, dia mengakui sama seperti di sektor lain, perusahaan sawit yang menyalahi ketentuan hukum pasti ada. Namun, dia berharap masyarakat, terutama generasi milenial, tidak menjatuhkan hukuman kepada semua produk sawit asal Indonesia.
“Yang terpenting adalah menggerakkan opini publik secara nasional dan menggeser paradigma bahwa sawit itu musuh. Kalau perusahaan sawit yang nakal pasti ada dan perlu ditindaklanjuti. Namun, untuk itu lihatlah pelakunya, jangan tanamannya,” ujar Kurniadi.
Ia menambahkan, generasi milenial adalah penerus industri kelapa sawit Indonesia. Tantangan akan lebih besar di masa mendatang, tetapi dia meyakini generasi milenial akan mampu mempertahankan Indonesia menjadi raja sawit dunia. Apalagi, saat ini sebenarnya masih banyak potensi sawit yang belum dimanfaatkan.
“Contoh paling gampang. Kerja sama antara perusahaan dan petani sawit rakyat. Saat ini, selisih produktivitas tanaman perusahaan dan petani sangat jauh, sehingga dari tanaman sawit petani rakyat juga masih sangat bisa ditingkatkan produksinya,” paparnya.
Lebih lanjut pihaknya berharap pemerintah dapat memberikan dukungan dalam program kerja sama perusahaan sawit dan petani rakyat. Menurut Kurniadi, dukungan bisa diberikan baik dalam bentuk pendanaan maupun kepastian hukum bagi lahan petani rakyat.
Selain itu, dukungan lain dari Pemerintah yang akan sangat signifikan meningkatkan kinerja industri sawit nasional adalah melalui perbaikan peraturan, perizinan, serta riset dan pengembangan. Potensi sawit dari produksi hilir dan diversifikasi produk yang bernilai tambah bagi ekonomi, juga masih sangat besar.
“Di tangan generasi milenial, saya yakin posisi kelapa sawit sebagai tanaman utama penghasil minyak nabati tidak akan bisa digeser. Saya kira pasti generasi milenial nantinya bisa mempertahankan posisi Indonesia sebagai raja sawit dunia,” tutup dia. (*)
Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) resmi mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel, Benjamin… Read More
Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang stabil pada kisaran… Read More
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Jakarta - Kapolda Sumbar Irjen. Pol. Suharyono menjelaskan kronologis polisi tembak polisi yang melibatkan bawahannya,… Read More
Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mendukung langkah PLN… Read More