Jakarta – Management PT Bank Central Asia Tbk (BCA), mengaku tidak begitu gencar dalam menyalurkan kredit tahun ini. Sebab, perlambatan perekonoman global yang berimbas pada perekonomian domestik membuat permintaan kredit ikut menurun.
Direktur BCA Rudy Susanto menyebut, meskipun demikian, perusahaan masih memiliki ruang yang besar untuk menyalurkan kredit. Hal tersebut tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang masih di level 80 persen.
“Kita belum bisa mengejar kredit secara cepat karena kondisi ekonomi global jelek,” ujarnya saat ditemui di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019.
Menurutnya, berkaca pada 2018 lalu, gejolak ekonomi membuat perusahaan kesulitan dalam mengejar penyaluran kredit. Tahun lalu penyaluran kredit sendiri hanya tumbuh 12-14 persen.
Namun demikian, kata dia, permintaan kredit yang besar justru terdapat pada pinjaman jenis sindikasi bersama dengan perbankan lainnya.
“Kalau ada fasilitas atau permintaan besar misalnya PLN sekali minta Rp3-4 triliun tidak mungkin kita masuk sendiri. Karena biasanya jumlahnya besar dan tenornya panjang. Kalau tanggung kita masuk sendiri,” tandasnya. (*)
Poin Penting IHSG menguat 1,46 persen ke 8.632,76, mendorong kapitalisasi pasar BEI naik 1,39 persen… Read More
Poin Penting OJK dan Polda Kalimantan Utara menuntaskan penyidikan dugaan tindak pidana perbankan di Bank… Read More
Poin Penting IHSG naik 1,46 persen ke level 8.632,76, diikuti kenaikan kapitalisasi pasar 1,39 persen… Read More
Poin Penting NII BTN melonjak 44,49 persen yoy menjadi Rp12,61 triliun pada kuartal III 2025,… Read More
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More