Jakarta – PT Bank Commonwealth Indonesia (Bank Commonwealth) meluncurkan konsep Dynamic Model Portfolio, sebuah konsep investasi yang tidak hanya fokus pada perpaduan kelas aset berdasarkan profil risiko Nasabah, namun juga berdasarkan risiko pasar.
Head of Wealth Management & Retail Digital Business Bank Commonwealth, Ivan Jaya mengungkapkan, peluncuran konsep investasi ini guna memenuhi kebutuhan nasabah dalam mengoptimalkan investasinya.
Ivan menambahkan, saat ini perbankan harus jeli melihat tujuan investasi dan profil risiko Nasabah dan menjadikan dua faktor tersebut sebagai referensi dalam berinovasi untuk memenuhi kebutuhan Nasabah.
“Dengan pergerakan ekonomi dan pasar yang cepat, investor harus cekatan membaca risiko dan menggerakkan aset sesuai arah pasar. Tidak bisa lagi menggunakan metode penentuan investasi yang statis,” ungkap Ivan kala diskusi media dengan tema Introduction Dynamic Model Portfolio, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2017.
Dirinya menyebut, melalui pendekatan tersebut, Dynamic Model Portfolio akan mengumpulkan berbagai informasi pasar, memilah mana yang paling relevan untuk setiap Nasabah berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi mereka, kemudian memberikan saran terkait penempatan portofolio asetnya.
“Lewat Dynamic Model Portfolio, kami ingin melayani Nasabah kami dengan layanan wealth management yang mampu membantu mereka memahami realita pasar yang dinamis daripada hanya statis terpaku pada teori semata,” jelas Ivan.
Sementara CEO PT Schroders Investment Management Indonesia (Schroders) Michael Tjoajadi menilai, keberadaan Dynamic Model Portfolio akan semakin menguntungkan Nasabah di tengah kondisi pasar yang pada 2018 diprediksi akan naik turun.
“Bahwa berdasarkan data historis, menjelang pemilu 2004, 2009 maupun 2014, terdapat kenaikan konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah. Memang perlu dicermati. Selain itu dari sektor perbankan, pertumbuhan kredit diperkirakan akan mulai mengalami peningkatan. Hal ini tentunya akan mendorong laba perusahaan, termasuk perusahaan publik, yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan laba per saham,” ungkap Michael.
Untuk melengkapi peluncuran tersebut Bank Commonwealth juga menyelenggarakan Market Outlook 2017 di Jakarta yang dihadirkan dengan tema “Be A Game Changer in Digital Era” untuk membahas kondisi perekonomian pada 2018 mendatang dan kondisi pasar terkait investasi wealth management.
“Melalui Market Outlook 2017 ini para investor dari nasabah kami juga dapat memprediksi bagaimana melihat ekonomi pada tahun ini dan juga 2018 mendatang,” tambah Ivan.
Market Outlook ini merupakan acara tahunan yang memberikan nilai tambah kepada Nasabah Premier Banking Bank Commonwealth dan menghadirkan pakar-pakar perekonomian di Indonesia. Tak hanya diselenggarakan di Jakarta, Market Outlook tahun ini juga diselenggarakan di Surabaya, Bali, Bandung, Medan, dan Semarang. (*)
Jakarta - PT KAI (Persero) Daop 1 Jakarta terus meningkatkan kapasitas tempat duduk untuk Kereta… Read More
Jakarta – Starbucks, franchise kedai kopi asal Amerika Serikat (AS) tengah diterpa aksi pemogokan massal… Read More
Jakarta - Dalam rangka menyambut Natal 2024, Bank Mandiri menegaskan komitmennya untuk berbagi kebahagiaan melalui… Read More
Jakarta – Sejumlah bank di Indonesia melakukan penyesuaian jadwal operasional selama libur perayaan Natal dan… Read More
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I hari ini (23/12) ditutup… Read More