Jakarta – GBG (AIM:GBG) sebagai perusahaan teknologi global dalam Manajemen Fraud dan Compliance berbasis lokasi mengumumkan kemitraan teknologi dengan CredoLab sebagai pengembang terkemuka Teknologi Skor Digital untuk Bank berdasarkan metadata dari ponsel yang telah melalui proses izin pengguna, untuk menilai kelayakan kredit dengan mudah, dengan daya jangkauan luas ke setiap orang di Indonesia termasuk untuk unbanked population).
“Dengan menggabungkan metadata pada jejak digital konsumen dan teknologi perilaku ke dalam platform digital GBG Instinct, kami melihat peningkatan dalam perlindungan kredit dan risiko penipuan hingga 40%. Penggabungan antara Penilaian Kredit Ponsel dan Teknologi Manajemen Fraud Digital dalam satu layanan ini membantu bank-bank digital dan pemberi pinjaman, dalam menyasar populasi masih belum tersentuh layanan finansial (unbanked) secara penuh dan lebih baik,” jelas June Lee, Managing Director GBG APAC melalui video conference dengan media di Jakarta, Rabu 17 Juni 2020.
GBG menawarkan solusi terhadap Fraud Digital dan Compliance secara lengkap bagi lembaga keuangan perbankan dan nonperbankan yang ingin bergabung dan bertransaksi dengan pelanggan mereka dengan cepat dan aman. Dengan GBG Instinct, Bank, Lembaga Pemberi Pinjaman dan Dompet Ponsel dapat memanfaatkan data yang ada di layanan cloud CredoLab di Jakarta.
Proses ini hanya memerlukan waktu beberapa detik, untuk dapat menganalisa data perilaku ponsel pengguna dan menghitung skor risiko dari setiap individu yang akan didaftarkan. Hasil dari kemitraan ini akan meningkatkan kemampuan prediksi Kartu Skor Risiko hingga 39,9%, penurunan biaya risiko hingga 21,9%, dan peningkatan tingkat persetujuan kredit hingga 32%.
Menurutnya bank dan pemberi pinjaman selalu bergulat dengan pertanyaan “apakah nasabah mampu membayar?” dan “akankah nasabah mau membayar?”. Solusi GBG akan menunjukkan perilaku mencurigakan dari calon nasabah yang “tidak dapat atau tidak mampu membayar”, dan Skor Risiko perilaku CredoLab, akan memperkecil kemungkinan dan potensi calon nasabah nakal yang cenderung tidak memiliki minat untuk membayar cicilan kredit, jelas Peter Barcak, CEO dan Co-Founder, CredoLab.
Di Indonesia, di mana hampir dua pertiga dari 264 juta penduduk Indonesia memiliki telepon seluler, kemitraan ini akan membuka gerbang untuk mengakses populasi yang sebagian besar belum memiliki rekening bank dan layanan kredit, juga para pekerja paruh waktu yang semakin bertambah di negara ini.
Saat ini GBG telah bekerja sama dengan 4 bank Tier 1 (BUKU 4) di Indonesia dan memiliki implementasi aktif di lebih dari 30 negara; CredoLab telah memberikan Layanan Skor Risiko Kredit kepada 7 bisnis pinjaman di Indonesia dan 70 institusi keuangan lainnya di 21 negara. Kemitraan ini akan memungkinkan semua bank di Indonesia baik konvensional dan digital serta pemberi pinjaman digital untuk dapat mengakses populasi masyarakat yang belum tersentuh layanan bank dan kredit (unbanked), memberi persetujuan pada calon nasabah berkualitas dengan data yang diperlukan untuk mempercepat orientasi, mendeteksi fraud, dan mengurangi biaya operasional. (*)
Editor: Rezkiana Np
Jakarta - Zurich Topas Life terus memperkuat posisinya di industri asuransi dengan beragam inovasi digital… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Syariah Indonesia (Allianz Syariah) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat tentang… Read More
Jakarta – Pesatnya perkembangan teknologi di era modern tidak hanya membawa kemudahan, tetapi juga meningkatkan… Read More
Jakarta - Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para nasabahnya,… Read More
Jakarta – Rencana aksi korporasi BTN untuk mengakuisisi bank syariah lain masih belum menemukan titik terang. Otoritas… Read More