Moneter dan Fiskal

Gawat! Indonesia Terancam Gagal jadi Negara Maju 2045, Apa Penyebabnya?

Jakarta – Indonesia terancam gagal menjadi negara maju di 2045. Hal ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi domestik yang kurang maksimal. Sebab, syarat negara berkembang “naik kelas” menjadi negara maju yakni pertumbuhan ekonomi tahunan berada di level 7 persen selama 15 tahun berturut-turut.

Dalam launching White Paper bertajuk “Dari LPEM bagi Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029” terungkap, Indonesia belum memenuhi syarat cukup dan perlu menjadi negara berpendapatan tinggi seperti China, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, dan Brazil.

Berdasarkan catatan LPEM FEB UI, berbagai faktor pemicu Indonesia terancam menjadi negara maju terliihat pada pertumbuhan ekonomi yang stagnan dan tak pernah jauh di atas level kisaran 5 persen. Bahkan, pertumbuhan kredit pertahun tidak pernah menyentuh 15 persen.

Launching White Paper bertajuk “Dari LPEM bagi Indonesia: Agenda Ekonomi dan Masyarakat 2024-2029”/M Ibrahim
Baca juga: BI Revisi Keatas Pertumbuhan Ekonomi Global di 2023, Tapi Melemah di 2024

Selain itu, rasio pajak terhadap PDB tidak pernah melampaui 11 persen dan bahkan hanya 9,9 persen dalam satu dekade terakhir. Termasuk kontribusi industri terhadap PDB yang kian merosot hingga berada di level 18 persen dan kemiskinan ekstrem yang persisten di level 1,7 persen.

Kepala LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin mengatakan, stagnanya kondisi perekonomian Indonesia tersebut ibarat membentur kaca di manapun melangkah. 

It seems that we hit a glass ceiling everywhere,” kata Chaikal yang menjadi salah satu penulis dalam white paper tersebut.

Oleh sebab itu, dirinya menekankan pentingnya sebuah strategi cadangan dalam memitigasi ekonomi apabila Indonesia gagal menjadi negara maju.

Salah satunya, menyiapkan kalangan kelas menengah Indonesia yang memiliki porsi cukup besar, yakni 40-80 persen dari total penduduk Indonesia.

“Indonesia harus menyiapkan kelas menengah kuat dan inovatif. Sebab, jika 2045 tidak menjadi negara maju, RI masih mempunyai kelas menengah yang kuat dan produktif,” ucap Chaikal.

Menurutnya, penyiapan tersebut bisa dilakukan dengan peningkatan kesetaraan kesempatan dan akses pendidikan maupun kesehatan yang berkualitas, pekerjaan sektor formal, infrastruktur dasar, serta jaminan sosial menyeluruh.

“Hal ini akan menjadi modal utama dan satu-satunya untuk mewujudkan mimpi Indonesia Emas di 2045,” terangnya. 

Dekan FEB UI Teguh Dartanti menambahkan, Indonesia seharusnya fokus pada upaya mengentaskan kemiskinan, menurunkan ketimpangan dan, membangun kelas menengah yang kuat dan inovatif.

Baca juga: Sri Mulyani Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,1 Persen di Kuartal III 2023, Ini Penopangnya

“Kami rasa ini merupakan catatan-catatan yang sangat kritis. Apakah mimpi tersebut realistis atau bukan, atau kita berfikir ulang Indonesia Emas 2045 atau Indonesia Cemas 2045,” bebernya.

Pihaknya mengingatkan, pertumbuhan ekonomi di periode pertama Presiden Joko Widodo yang bersifat inklusif maka diperiode selanjutnya bersikap non inklusif.

“Artinya program pemerintah yang terfokus pada 20 persen kelompok terbawah dan 10 persen kelompok teratas, namun justru melupakan kelompok kelas menengah yang porsinya 40-80 persen dari total penduduk,” pungkasnya.

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

Diisukan Bakal Diganti, Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra Junjung Tinggi Etika

Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra menanggapi rumor mengenai pergantian… Read More

9 mins ago

Rupiah Diperkirakan Masih akan Melemah Akibat Inflasi AS yang Meningkat

Jakarta – Rupiah diprediksi masih akan mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), akibat peningkatan data inflasi… Read More

17 mins ago

IHSG Dibuka Naik 0,09 Persen ke Level 7.315

Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (14/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More

32 mins ago

Harga Emas Antam Anjlok Rp11.000, Sekarang Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Kamis, 14 November… Read More

1 hour ago

IHSG Diprediksi Melemah Terbatas, Cermati Sentimen Berikut

Jakarta –  Pilarmas Investindo Sekuritas melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal hari ini… Read More

2 hours ago

Mengukur Dampak Pemutihan Utang Petani dan Nelayan ke Industri Asuransi

Jakarta - Presiden Direktur Zurich Syariah, Hilman Simanjuntak, menyambut baik kebijakan pemutihan utang bagi petani… Read More

3 hours ago