Jakarta–PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), melalui anak usahanya PT Kresna Usaha Kreatif (KUK) hari ini resmi melakukan partisipasi kepemilikan sebesar 20% pada Nurbaya Initiative (NI). NI merupakan sebuah perusahaan Indonesia yang berfokus pada usaha offline-to-online (O2O) e-commerce.
“Nilai pastisipasi kepemilkan tersebut sekitar USD2 juta. Jika ekuivalen satu dolarnya itu di level Rp10.000, maka nilainya sekitar Rp20 miliaran,” kata Managing Director KREN, Jahja Suryandy, dalam Acara Signing of Agreement antara Kresna Investment dan Nurbaya Initiative, di Jakarta, Kamis, 16 Juni 2016.
Secara antusias Jahja mengatakan, nilai investasi perusahaan melihat kemitraan ini tidak hanya menawarkan peluang yang besar dari komersial, namun juga sebagai bentuk dari tanggung jawab sosial kami untuk memberikan daya kekuatan bagi UKM Indonesia sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.
“Kami berharap buah hasil kemitraan ini tidak hanya datang dalam bentuk pertumbuhan merchant dan user, namun juga dalam bentuk transaksi komersial yang nyata. Ini menjadi hal yang mungkin karena pengguna dalam ekosistem NI dapat mereguk manfaat dari akses pasar yang lebih luas, biaya transaksi yang lebih rendah. Dan yang terpenting, adalah pemahaman yang lebih baik akan permintaan konsumen dan trend pasar lewat aplikasi teknologi BIG DATA serta dukungan infrastruktur dan logistik,” ujarnya.
Disini KREN sebagai perusahaan keuangan dan teknologi terintegrasi, akan memainkan peranan sebagai penyedia teknologi bagi NI. Chief Technology KREN, Izak Djenie menjelaskan, pihaknya percaya bahwa teknologi dan platform design merupakan dua faktor penentu sukses bagi NI, karena sebagian besar UKM dan konsumen pengguna platform ini tergolong ‘first-time users’.
“Kami ingin memberikan identitas ke bagian terbawah dari piramida dan membantu mentransformasikan business model mereka secara hati-hati untuk dapat masuk dalam ekosistem digital,” pungkasnya.
Diketahui, Nurbaya Initiave menargetkan dapat membawa 2 juta usaha kecil menengah (UKM) untuk go digital dalam kurun waktu 2 tahun ke depan atau 2018. Hal itu akan didukung melalui kemitraan distribusi yang luas dengan PT Pos Indonesia dan market place nasional besar. Sejalan dengan visi “2020 Go Digital”, Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan 8 juta UKM untuk go digital pada 2020.
Dari permintaan, NI mengantisipasi penjualan e-commerce di Indonesia hanya dari segmen B2C akan dapat bertumbuh sebesar 51% CAGR dalam 5 tahun ke depan, mencapai USD13,8 miliar pada 2020, dari estimasi sebesar USD1,8 miliar pada 2015. Dari suplai, hanya 27% UKM di Indonesia yang tergolong “ready for digital” dari total 56,5 juta UKM yang ada. (*) Dwitya Putra
Editor: Paulus Yoga
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (8/11), Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed kembali memangkas… Read More
Direktur Pemberdayaan dan Layanan UPZ CSR BAZNAS RI Eka Budhi Sulistyo (kanan) dan Seketaris Perusahaan… Read More
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi tengah membrikan sambutan saat Musyawarah… Read More
Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Haryanto T. Budiman memberikan sambutan saat peluncuran program… Read More