Jakarta – Perusahaan insurtech full-stack Sunday Ins Indonesia (Sunday) tertarik menggarap asuransi kendaraan listrik. Tren kendaraan listrik di Indonesia diyakini akan terus meningkat, dan menjanjikan potensi besar bagi perusahaan asuransi.
Untuk menggarap segmen asuransi kendaraan listrik, Sunday berencana melakukan akuisisi salah satu perusahaan asuransi umum di Indonesia, Manajemen Sunday masih enggan menyebutkan perusahaan asuransi umum mana yang akan diakuisisi. Langkah yang diambil perusahaan insurtech yang masuk ke Indonesia sejak 2021 ini menjadi salah satu upaya perseroan untuk menggenjot pertumbuhan di tahun 2023.
Cindy Kua, Co Founder & Chief Executive Officer at Sunday Ins Co. Ltd mengungkapkan, dalam tahun pertama beroperasi di Indonesia, Sunday menjadi insurtech dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Perusahaan yang pertama kali beroperasi di Thailand ini mencatatkan pertumbuhan double digit. Tahun depan, Cindy menargetkan pertumbuhan yang lebih agresif.
“Tahun depan paling tidak kami ingin tumbuh triple digit. Bagaimana kami bisa tumbuh dengan lebih cepat? Karena kami insurterch full-tech. Kalau marketplace, mereka hanya menjual produk asuransi dari perusahaan lain. Kami akan membeli satu perusahaan asuransi umum. Kami bisa memproduksi produk kami dengan sangat cepat, dan bisa mengintegrasikan produk dalam aplikasi kami. Semacam inilah competitive advantage produk kami, 2023 kami yakin bisa tumbuh triple digit, karena produk kami juga makin banyak,” ujar Cindy di Jakarta, Jum’at, 2 Desember 2022.
Saat ini, yang menjadi kunci perkembangan Sunday adalah produk asuransi berupa employee benefit (EB). Sunday menyasar target sektor korporasi dan UKM untuk asuransi kumpulan. Sedangkan produk untuk individual rencananya akan segera dirilis pada 2023. Pun begitu dengan asuransi kendaraan listrik.
Luvdhy Wahyu, Head of Marketing Sunday Indonesia menambahkan, sebagai insurtech full-stack, Sunday bisa menyediakan produk dan layanan one stop service, secara end to end. Mulai dari underwriting, distribusi asuransi, hingga layanan klaim dan sebagai. Insurtech full-stack juga diklaim bisa menjadi pendorong penetrasi asuransi di Indonesia yang selama ini masih rendah. Negara kepulauan seperti Indonesia memang membutuhkan optimalisasi teknologi untuk memperluas penetrasi asuransi.
“Kita full-stack, kita punya asuransi yang membuat kita bisa memproduksi polis sesuai kebutuhan klien. Selain itu kita menggunakan data dan artificial intellegence (AI). Intinya bahwa kita ingin membuat semua orang terproteksi. Maka kita harus membuat produk yang menyesuaikan dengan kebutuhan semua orang. Bukan satu produk untuk semua, tapi satu produk yang sesuai kebutuhan personal satu orang. Dan itu hanya bisa dilakukan kalau kita punya insurtech full-stack,” paparnya. (*) Ari Astriawan.
Oleh Eko B. Supriyanto, Chairman Infobank Media Group HIDUP makin berat. Awal 2025 semuanya menjadi… Read More
Direktur Utama PT Jasaraharja Putera Bapak Abdul Haris, memaparkan kinerja JRP Insurance sepanjang tahun 2024… Read More
Hadirnya Fitur Cardless Withdrawal memberikan kemudahan bagi nasabah BRI maupun bank lain yang terintegrasi dengan… Read More
Jakarta - Sinar Mas Land melalui anak perusahaannya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), secara… Read More
Jakarta – Rencana pemerintah mengenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen untuk sekolah internasional, mulai Januari… Read More
Jakarta – Tantangan inflasi medis masih menghantui industri asuransi kesehatan di 2025. Pasalnya, Mercer Marsh Benefits… Read More