Ekonomi dan Bisnis

Gara-Gara Ini Suntikan Modal ke Startup RI Anjlok 87 Persen

Jakarta – Suntikan modal ke perusahaan rintisan (startup) di Tanah Air anjlok sebesar 87 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada semester I-2023. Nilainya pun amblas dari USD3,3 miliar menjadi USD400 juta atau setara Rp6,3 triliun.

Dalam laporan EConomy SEA teranyar yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, kondisi tersebut menjadikan Indonesia turun peringkat di bawah Vietnam dan Singapura.

Managing Director Google Indonesia Randy Jusuf mengatakan, ada banyak faktor penyebab anjloknya investasi dana ke para startup di Tanah Air, mulai dari isu ekonomi global hingga siklus pendanaan yang berubah.

Baca juga: Masuk Peringkat Keenam di Dunia, Begini Cara Kominfo Tingkatkan Jumlah Startup di Indonesia

“Ada kombinasi dan banyak faktor termasuk kondisi ekonomi global dan dan isu-isu spesifik dalam siklus pendanaan di Asia Tenggara,“ jelasnya dalam media briefing Google bersama Temasek dan Bain & Company di Google Indonesia Office, Jakarta, Selasa (7/11).

Menurutnya, pendanaan privat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia mencapai level terendah dalam enam tahun terakhir, mengikuti tren global yang menunjukkan peningkatan biaya modal dan tantangan di sepanjang siklus pendanaan. 

Lanjutnya, di Indonesia, pendanaan privat turun sebesar 87 persen pada paruh pertama tahun 2023 dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022. 

Tantangan yang dihadapi antara lain koreksi valuasi secara umum setelah naik bertubi-tubi selama tahun 2021, ketidakpastian profitabilitas di beberapa perusahaan, dan kurang kondusifnya situasi pasar modal, yang dapat menyulitkan investor untuk melakukan exit.

“Walaupun investor kian selektif dalam menanamkan modal di kawasan ini, cadangan dana (dry powder) di Asia Tenggara masih menggembung menjadi USD15,7 miliar pada akhir tahun 2022, dari USD12,4 miliar pada tahun 2021,” jelasnya.

Hal ini, kata dia, mengindikasikan adanya “bahan bakar” yang diperlukan untuk mendorong pertumbuhan lebih lanjut ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara. Untuk Indonesia sendiri, penurunan paling kecil terjadi pada pendanaan tahap awal. 

Baca juga: Kinerja Investasi Masih ‘Ngegas’, Mandiri Capital Tetap Selektif Biayai Startup

Meski begitu, layanan keuangan digital tetap menjadi sektor investasi utama karena potensi monetisasinya yang tinggi. Sektor-sektor baru juga mengalami kenaikan investasi, yang menandakan bahwa investor ingin melakukan diversifikasi portofolio mereka.

“Ekonomi digital Indonesia terus menawarkan peluang investasi yang menarik karena fundamentalnya yang kuat, seperti pertumbuhan populasi tenaga kerja, peningkatan pendapatan konsumen, dan ekosistem startup teknologi yang dinamis,” kata Fock Wai Hoong, Head of Southeast Asia, Temasek. 

Menurutnya, Temasek tetap optimistis terhadap masa depan ekonomi digital Asia Tenggara. Dengan begitu, akan terus mengerahkan modal katalisator untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. (*) 

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

RUPSLB Adaro Bagikan Dividen Rp41,7 Triliun dan Ganti Nama jadi AlamTri Resources

Jakarta - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) pada hari ini (18/11) telah melangsungkan Rapat… Read More

26 mins ago

Gandeng Smartfren, IIF Salurkan Kredit Sindikasi Senilai Rp500 Miliar

Dukung Akses Telekomunikasi danInformasi, IIF Salurkan Kredit SindikasiRp500 miliar. PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF)bekerja sama… Read More

54 mins ago

Agung Podomoro Land Jual Hotel Pullman Ciawi Vimalla Hills untuk Bayar Utang

Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) resmi menjual salah satu kepemilikan aset propertinya, yakni… Read More

1 hour ago

Jadi Konstituen Indeks MSCI ESG Indonesia, Skor ESG BBNI Masuk 5 Terbaik

Jakarta - Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (kode saham: BBNI) menempati posisi penting… Read More

2 hours ago

Ngeri! Ini Sederet Dampak jika PPN 12 Persen Berlaku 2025

Jakarta – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menyebutkan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai… Read More

3 hours ago

INDEF Bagikan Jurus Agar RI Keluar dari Jebakan Ekonomi 5 Persen

Jakarta – Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menyampaikan sejumlah saran kebijakan agar Indonesia keluar… Read More

4 hours ago