Jakarta – Saham pemberi pinjaman regional Amerika Serikat (AS) rontok pada Jumat (19/5/2023) setelah Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen mengatakan kepada kepala eksekutif bank perlunya lebih banyak merger bank menyusul serangkaian kegagalan bank di AS.
Yellen juga menegaskan kembali kekuatan dan kesehatan sistem perbankan negara pada pertemuan dengan CEO bank pada Kamis (18/5) pasca runtuhnya Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan First Republic Bank.
Diketahui, Indeks Perbankan Regional KBW (.KRX) anjlok sebesar 2,2%, dengan saham PacWest Bancorp (PACW.O) dan Western Alliance (WAL.N) mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,9% dan 2,4%.
Penurunan juga terjadi pada Comerica Inc (CMA.N) 1,2%, Zions Bancorp.(ZION.O) 1,7%, dan Valley National Bancorp (VLY.O) 5,5%.
Diketahui, krisis bank regional AS sebagian besar disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya tingkat suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve AS.
Kondisi ini memaksa sejumlah pemberi pinjaman untuk mencari modal anyar untuk menutupi penurunan nilai aset terkait dengan suku bunga.
Ketua Fed Jerome Powell mengatakan, efek samping dari masalah sektor perbankan baru-baru ini diperkirakan akan mengurangi tekanan dari siklus kenaikan suku bunga bank sentral AS.
“Kondisi kredit yang lebih ketat menyebabkan tingkat kebijakan tidak perlu naik,” kata Powell pada konferensi bank sentral di Washington, melansir Reuters, Sabtu (20/5/2023).
Manajer Plumb Balanced Fund Tomb Plumb mengatakan, pihaknya tidak mengharapkan The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga dalam waktu dekat lantaran ekonomi AS masih menunjukkan tanda-tanda inflasi tidak mereda dalam waktu dekat
“Orang-orang berpikir bahwa inflasi akan turun lebih cepat dan bahwa tekanan pada bank-bank regional itu mengarah ke narasi bahwa Fed akan menurunkan suku bunga pada akhir tahun ini. Saya tidak berpikir demikian,” jelas Plumb.
Kesepakatan untuk menaikkan pagu utang AS pun masih dimungkinkan apabila Partai Republik dan Demokrat bernegosiasi dengan itikad baik kepada pemerintah AS. Adapun, sengketa plafon utang telah membebani sentimen pasar, termasuk untuk saham bank daerah.
“Sayangnya, cara kerja pemerintah kita akan membawa Anda ke jurang dan akan menyebabkan gelombang kepanikan yang signifikan. Dan kemudian akan menghasilkan semacam resolusi,” pungkasnya.(*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang… Read More
Suasana saat konferensi pers saat peluncuran Asuransi Mandiri Masa Depan Sejahtera di Jakarta. Presiden Direktur… Read More
Jakarta - PT. Bank Pembangunan Daerah (BPD) Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) resmi menandatangani nota… Read More
Jakarta – Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 tercatat sebesar 4,95 persen, sedikit melambat dibandingkan kuartal… Read More
Jakarta - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) terus berkomitmen mendukung pengembangan Energi Baru… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan biaya pendidikan yang signifikan setiap tahun, dengan… Read More