Moneter dan Fiskal

Gara-Gara Ini, Masyarakat Menengah ke Bawah Makin Sulit Menabung

Jakarta –  Kenaikan harga pangan akibat El Nino dikhawatirkan berdampak pada kelompok masyarakat menengah ke bawah untuk menabung. Pasalnya, alokasi pendapatan mereka bakal lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.

Kepala Ekonom Bank Permata Joshua Pardede mengatakan kondisi tersebut akan berdampak juga pada pengurangan belanja untuk kebutuhan lainnya. Bahkan, memaksa sebagian dari kalangan menengah ke bawah menggunakan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Pada saat harga pangan naik, berarti belanja pendapatan dia sepenuhnya dialokasikan untuk pangan, sehingga belanja lainnya berkurang,” ungkap Joshua dalam Launching Permata Institute for Economic Research (PIER) di Jakarta, Selasa, 7 November 2023.

Baca juga: Sejumlah Negara Terapkan Larangan Ekspor Pangan, Ini Dampaknya ke RI

Menurut Joshua, pemerintah memang sudah berupaya melakukan normalisasi harga sepanjang 2020-2022. Salah satu upayanya adalah penyaluran bantuan sosial (bansos) dan mendorong konsumsi masyarakat menengah ke bawah.

Namun, karena situasi kenaikan harga pangan yang terjadi beberapa bulan terakhir, masyarakat bakal semakin bergantung pada tabungan untuk membeli bahan pangan.

“Sehingga ada kan istilah ‘mantab’ makan tabungan, sebagian masyarakat menggunakan tabungan untuk melakukan spending,” ungkapnya.

Saat ini, kenaikan harga pangan memang jadi salah satu penyumbang terbesar angka inflasi di Oktober 2023 yang tercatat sebesar 0,17 persen. Adapun komoditas penyumbang kenaikan tersebut adalah harga beras.

“Beras dengan andil inflasi 0,06 persen, dan bensin 0,04 persen, cabai rawit 0,03 persen, dan tarif angkutan udara 0,02 persen,” ungkap Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Rabu 1 November 2023.

“Selain itu, terdapat beberapa komoditas lainnya yang memberikan andil inflasi sebesdar 0,01 persen diantaranya, cabai merah, emas perhiasan, tarif air minum PAM, jeruk, dan sawi hijau,” tambahnya.

Kenaikan harga pangan tersebut diakibatkan dampak dari El Nino. Untuk memitigasinya Kementerian Keuangan akan menggelontorkan anggaran APBN untuk melakukan penebalan bansos mencapai Rp10,19 triliun.

Baca juga: BPS Catat Inflasi 0,17 Persen di Oktober 2023, Sektor Ini jadi Penyumbang Terbesar

“Pemerintah akan meneruskan bansos beras hingga Desember 2023, dengan anggaran senilai Rp2,67 triliun. Hal ini sebagai stimulus bagi masyarakat akibat kenaikan harga beras untuk 21,3 juta kelompok penerima manfaat (KPM),” kata Sri Mulyani, Menteri Keuangan beberapa waktu lalu.

Kabar terbaru, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang penyaluran bansos beras hingga Juni 2024.(*)

Galih Pratama

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

11 seconds ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

10 mins ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

1 hour ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

2 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

3 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

3 hours ago