Jakarta – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan penurunan kinerja keuangannya di sembilan bulan pertama tahun 2023. Tercatat, laba bersih Amman Mineral anjlok hingga 91,58 persen menjadi USD62,67 atau setara dengan Rp995 miliar dari tahun sebelumnya yang tercatat USD744,09.
Direktur Utama AMMN, Alexander Ramlie, mengungkapkan bahwa, penurunan laba bersih Amman dipicu oleh turunnya penjualan bersih sebesar 3 persen secara tahunan di kuartal III-2023 yang diakibatkan oleh tertundanya perpanjangan izin ekspor sejak 1 April hingga 23 Juli 2023.
Baca juga: Ekspor Naik 24,4 Persen, Emiten Tambang Bukit Asam Raih Laba Bersih Rp3,8 Triliun
“Laba bersih Amman di kuartal III-2023 terdampak signifikan dari beban biaya yang lebih tinggi untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan pemerintah, di mana tidak terdapat pendapatan dari 1 April hingga 23 Juli 2023 karena tertundanya perpanjangan izin ekspor,” ucap manajemen dalam keterangan resmi di Jakarta, 31 Oktober 2023.
Lalu, AMMN juga mencatatkan penurunan EBITDA sebesar USD263 juta pada kuartal III-2023 atau turun 17 persen dari USD317 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Penurunan dari tahun ke tahun ini terutama disebabkan oleh peningkatan biaya pemrosesan bijih stockpiles dengan kadar lebih rendah dan bea keluar yang lebih tinggi,” imbuhnya.
Di sisi lain, Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto menjelaskan, jika dibandingkan dengan semester I-2023, EBITDA AMMAN di kuartal III-2023 berada di posisi yang lebih baik, dipicu oleh Perusahaan yang kembali melanjutkan penjualan konsentrat.
“Kinerja penjualan kami pada kuartal III-2023 kembali normal setelah mendapat izin ekspor pada 24 Juli 2023, di mana kami mempercepat pengiriman konsentrat pada kuartal III-2023 untuk mengejar kehilangan penjualan,” ujar Arief dalam kesempatan yang sama.
Baca juga: Laba Antam Tembus Rp2,85 Triliun di Kuartal III-2023, Ini Penopangnya
Untuk melakukan upaya perbaikan kinerja keuangan, AMMN berfokus dalam mengoptimalkan operasional. Tim AMMN berhasil memecahkan rekor historis tonase material yang ditambang dalam satu bulan yang termasuk batuan penutup dan bijih mineral.
Sementara, operasi pabrik konsentrator juga mulai mencampur bijih segar dari fase tujuh dalam proses produksinya.
Selain itu, proyek-proyek ekspansi juga terus berjalan sesuai jadwal, di mana kemajuan pembangunan proyek smelter tembaga melalui anak usaha PT Amman Mineral Industri (AMIN) telah melampaui target yang ditetapkan Pemerintah. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More
Tangerang - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) meluncurkan program… Read More
Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa data perdagangan saham selama periode 16-20… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu ketiga Desember 2024, aliran modal asing keluar… Read More
Jakarta - PT Asuransi BRI Life meyakini bisnis asuransi jiwa akan tetap tumbuh positif pada… Read More