Market Update

Gara-Gara Ini, IHSG Dibuka Melemah 0,21 Persen

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (13/12) indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik dibuka pada zona merah ke level 7110,10 atau melemah 0,21 persen dari level 7125,30 pada perdagangan hari ini.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 442 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 22 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp259 miliar.

Baca juga: IHSG Berpotensi Menguat Terbatas, Simak Sentimenya

Kemudian, tercatat terdapat 121 saham terkoreksi, sebanyak 132 saham menguat dan sebanyak 244 saham tetap tidak berubah.

Sebelumnya, Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, menyatakan bahwa, IHSG secara teknikal diprediksi akan bergerak mixed dalam rentang 7.050 hingga 7.165.

“Pada perdagangan Selasa (12/12), IHSG ditutup naik 0,52 persen atau naik 36,52 poin di level 7.125,30. Hari ini IHSG diprediksi bergerak mixed dalam range 7.050-7.165,” ucap Ratih dalam risetnya di Jakarta, 13 Desember 2023.

Lebih lanjut, Ratih melihat bahwa, sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, pernyataan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) yang menargetkan realisasi belanja kementerian atau lembaga (K/L) mencapai 95 persen di akhir tahun 2023, di mana hingga Oktober 2023, realisasi belanja (K/L) terealisasi Rp768,7 triliun atau sebesar 76,8 persen dari pagu.

“Belanja tersebut dialokasikan untuk pelaksanaan pemilu, pembangunan IKN (Ibu Kota Nusantara), penyelesaian infrastruktur prioritas dan bansos,” imbuhnya.

Sementara itu, di pasar ekuitas pada Selasa (12/12), investor asing melanjutkan jual bersih senilai Rp530,69 miliar, aksi jual bersih tersebut sejalan dengan pelemahan nilai tukar rupiah Jisdor ke level Rp15.631 per dolar AS atau depresiasi 1,61 persen sejak akhir November 2023.

Baca juga: OJK Targetkan Penghimpunan Dana di Pasar Modal 2024 Tembus Rp200 Triliun

Sedangkan dari mancanegara, AS catatkan inflasi tahunan sebesar 3,1 persen pada November 2023, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 3,2 persen dan sesuai dengan ekspektasi pasar sebesar 3,1 persen, penurunan inflasi tersebut seiring dengan landainya harga energi dan pangan.

Adapun, dari Asia, Indeks Harga Produsen (PPI) di Jepang tumbuh 0,3 persen yoy pada November 2023. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dari Oktober 2023 sebesar 0,9 persen yoy, di mana harga kayu dan produk kayu, bahan kimia, besi dan baja, serta mineral mining terkoreksi cukup dalam. (*)

Editor: Galih Pratama

Khoirifa Argisa Putri

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

16 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

16 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

16 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

18 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

18 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

21 hours ago