Jakarta – Sejumlah negara memutuskan menghentikan dana bantuan untuk badan PBB bagi Pengungsi Palestina (UNRWA). Keputusan ini menyusul tuduhan Israel kepada beberapa staf UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
Ketua UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan, pihaknya telah memberhentikan sembilan dari 12 stafnya atas tuduhan tersebut. Namun, dirinya juga terkejut lantaran sejumlah negara Barat memutuskan untuk menghentikan dana dengan cepat di tengah bencana kemanusiaan yang terjadi di Gaza.
“Akan sangat tidak bertanggung jawab jika memberikan sanksi kepada sebuah badan dan seluruh komunitas yang dilayaninya karena tuduhan tindakan kriminal terhadap beberapa individu, terutama pada saat perang, pengungsian dan krisis politik di wilayah tersebut,” kata Lazzarini, dikutip Selasa, 30 Januari 2024.
Baca juga: Ini Daftar Negara Desak Israel Hentikan Kasus Genosida di Gaza
Para pejabat PBB dan Palestina telah menyerukan pendanaan berkelanjutan untuk pekerjaan penting badan tersebut sejak pengumuman klaim tersebut pada hari Jumat (26/1).
Gelombang penghentian pendanaan bagi UNRWA dimulai di AS pada Jumat (26/1) tepat setelah penyelidikan diumumkan.
Di antaranya Kanada, Australia, Inggris, Jerman, Italia, Belanda, Swiss, Finlandia, Estonia, Jepang, Austria dan Rumania bergabung dengan AS pada hari Senin.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Prancis mengumumkan bahwa Prancis belum merencanakan pembayaran baru untuk mendanai UNRWA pada kuartal pertama tahun 2024, namun akan memutuskan tindakan apa yang harus diambil bersama dengan PBB dan donor utamanya ketika waktunya tiba.
Uni Eropa (UE) mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan meninjau apakah mereka dapat terus mendanai UNRWA sehubungan dengan tuduhan tersebut.
Badan eksekutif UE, Komisi Eropa mengumumkan bahwa badan tersebut tidak memperkirakan adanya pendanaan tambahan untuk organisasi tersebut hingga akhir Februari.
Sementara itu, Irlandia dan Norwegia menyatakan dukungan berkelanjutan untuk UNRWA. Kedua negara mengatakan bahwa badan tersebut melakukan pekerjaan penting untuk membantu warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal dan sangat membutuhkan bantuan di Gaza.
“Kita perlu membedakan antara apa yang telah dilakukan individu, dan apa yang diperjuangkan UNRWA,” kata sebuah pernyataan dari pemerintah Norwegia, dinukil Al Jazeera, Selasa, 30 Januari 2024.
Baca juga: Jadi Mediator Konflik Hamas-Israel, Qatar Malah Dikritik Habis-Habisan oleh Netanyahu
Sebab, puluhan ribu karyawan organisasi tersebut di Gaza, Tepi Barat, dan wilayah tersebut memainkan peran penting dalam menyalurkan bantuan, menyelamatkan nyawa, dan menjaga kebutuhan dan hak-hak dasar.
Menteri Luar Negeri Irlandia Micheal Martin mengatakan, negaranya tidak memiliki rencana untuk menangguhkan pendanaan untuk pekerjaan penting UNRWA di Gaza.
Adapun Menteri Luar Negeri Spanyol José Manuel Albares mengatakan Spanyol akan terus mendanai UNRWA. Ia menegaskan bahwa meskipun Spanyol terus mengikuti penyelidikan atas klaim Israel, tersangkanya adalah 12 orang dari total sekitar 30.000 pegawai UNRWA. (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More
Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More
Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More
Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More
Komisaris Bank Mandiri Chatib Basri dan Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi saat meresmikan peluncuran… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan mengalami penurunan sebesar sebesar 2,61 persen… Read More