Jakarta – Bank Sentral AS (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25 persen hingga 5,50 persen karena inflasi masih jauh dari target 2 persen.
Suku bunga dana federal sudah berada di level tersebut sejak Juli 2023. Terakhir kali, The Fed menaikan suku bunga yang mencapai level tertinggi lebih dari dua dekade.
Dinukil CNN, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, inflasi masih naik terlalu cepat. Meski kenaikannya masih landai, namun angka inflasi dinilai masih tinggi.
Baca juga : Bos BI Proyeksikan Suku Bunga The Fed Baru Turun pada Desember 2024
“Inflasi masih terlalu tinggi,” katanya, saat konferensi pers, dikutip Kamis, 2 Mei 2024.
Ia mengatakan, kemajuan lebih lanjut dalam menurunkan inflasi masih belum pasti dan arah ke depannya masih belum terlihat.
Pasar pun merespon positif pernyataan Powell yang dinilai sebagai sinyal bahwa The Fed tidak mungkin menaikan suku bunga lagi ke depan. Adapun Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melonjak 500 poin selepas pernyataan tersebut.
Inflasi AS sendiri berada di level 3,5 persen pada Maret 2024, melonjak jika dibandingkan periode Februari 2024 di level 3,2 persen.
Jakarta - PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), anak perusahaan dari PT Media Nusantara Citra… Read More
Jakarta - Penurunan jumlah kelas menengah dan daya beli masyarakat belakangan ini menimbulkan kekhawatiran di… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menerima surat kepercayaan dari tujuh Duta Besar Luar Biasa dan… Read More
Jakarta – Unilever Food Solutions (UFS), perusahaan penyedia layanan makanan profesional, memperkenalkan lima tren kuliner… Read More
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja memberikan sambutan saat acara pengumuman… Read More
Suasana saat konferensi pers Pre-Grand Launching BYOND by BSI, di Jakarta. Karyawan tengah menunjukan SuperApp… Read More