Categories: Market Update

Gara-Gara Banjir, Inflasi Naik di Awal Tahun

Jakarta – Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto, mengungkapkan, realisasi inflasi Januari 2020 yang sebesar 0,39% month to month (mtm) dan 2,68% sudah sesuai prediksi. Namun Inflasi tersebut lebih tinggi 0,07% jika dibanding inflasi Januari 2019, sebesar 0,32%.

Hal tersebut kata Ryan, terjadi karena faktor abnormal berupa banjir di awal tahun ini yang membuat beberapa barang mengalami lonjakan harga karena terganggu distribusinya.

“Yang juga menarik, sektor makanan, minuman dan tembakau tetap saja menjadi penyumbang utama inflasi sebesar 0,41% secara mtm maupun secara tahunan sebesar 1,62%,” ujar Ryan di Jakarta, Senin, 3 Febuari 2020.

Ia menambahkan, untuk inflasi tahunan perlu dicermati juga lonjakan dari andil sektor kesehatan sebesar 0,42% dan andil sektor perawatan pribadi dan jasa lainnya yang sebesar 0,46%.

Tak kalah menariknya adalah efek penurunan harga tiket pesawat udara dan harga bahan bakar minyak yang membuat deflasi sebesar 0,89% yoy atau 0,12% mtm untuk sektor transportasi.

“Karena bbm dan angkutan udara dikonsumsi banyak orang, maka penurunan harganya menjadi faktor deflatoir yang signifikan. Ke depan, Pemerintah dan TPI Pusat dan TPI Daerah perlu cermati pergerakan harga kelompok sembako, terutama makanan, minuman dan tembakau yang secara historis maupun kecenderungan tetap akan menjadi kontributor inflasi terbesar,” jelasnya.

Sementara Penyesuaian tarif jalan tol, tarif listrik (jika ada) dan iuran BPJS Kesehatan, tambahnya mungkin berdampak kecil untuk inflasi. Kendati demikian tambahnya, tetap perlu dicermati efek psikologisnya di tengah masyarakat agar tidak menimbulkan efek liar ke pembentukan harga di pasar.

Di sinilah peran TPI Pusat dan Daerah sangat krusial untuk memonitor harga barang di pasar supaya tidak terjadi distorsi harga di pasar yang berdampak inflatoir.

“Dengancara demikian, outlook inflasi 2020 pada kisaran 3% yoy bisa dikawal hingga akhir tahun. Dengan demikian pula Bank Indonesia tetap harus konsisten untuk menjaga kebijakan moneter akomodatifnya,” Tutup Ryan. (*)

Dwitya Putra

Recent Posts

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

9 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

9 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

9 hours ago

Kredit BNI November 2025 Tumbuh di Atas Rata-rata Industri

Poin Penting BNI menyalurkan kredit Rp822,59 triliun per November 2025, naik 11,23 persen yoy—melampaui pertumbuhan… Read More

11 hours ago

Cek Jadwal Operasional BSI Selama Libur Nataru 2025-2026

Poin Penting BSI menyiagakan 348 kantor cabang di seluruh Indonesia selama libur Natal 2025 dan… Read More

11 hours ago

Update Harga Emas Hari Ini: Galeri24 dan UBS Kompak Merosot, Antam Naik

Poin Penting Harga emas Pegadaian turun jelang libur Nataru 2025/2026, dengan emas Galeri24 turun Rp22.000… Read More

14 hours ago