BANKIR-bankir Bank Mandiri sedang menepuk dada. Sebab, bank tempat mereka membangun karir sedang dijadikan “universitas” bagi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mencari direksi bank pelat merah. Dari 10 bank terbesar di Indonesia, separohnya sudah dinahkodai bankir Bank Mandiri. Bankir Bank Mandiri juga kini memimpin lima bank pembangunan daerah (BPD).
Bank Mandiri yang kehilangan “mahkota” sebagai bank terbesar dari sisi aset maupun laba setelah disalip BRI, kini berusaha meraih ikon baru sebagai bank pencetak bankir di tanah air, seperti halnya Citibank yang mendapat julukan sebagai university of bankers.
Menurut catatan Infobank, Bank Mandiri memang paling giat melakukan pendidikan bankir dan menyiapkan program suksesi. Sejak kepemimpinan Agus Martowardojo, Bank Mandiri menjadi perusahaan BUMN yang paling berhasil melakukan suksesi dari dalam organisasi. Bahkan, pendidikan bankir sudah menjadi perhatian utama oleh Robby Djohan yang menjadi pemimpin pertama bank hasil merger empat bank BUMN pada 1998. Pada 1999, Bank Mandiri menggandeng Asia Pacific Banking Institute – Citibank untuk menyelenggarakan Officer Development Program yang prima selama lima tahun, termasuk sistem recruitment, people development, talent management, performance management, hingga succession planning.
Namun, seperti dikatakan sejumlah bankir senior yang besar di bank pelat merah dan di Citibank yang menjadi sumber Infobank mengatakan, berbeda dengan penyebaran Citibankers yang lebih digerakkan oleh head hunter dan jaringan global mereka, pergerakan bankir di lingkungan BUMN lebih digerakkan oleh jaringan kekuasaan maupun peran seorang “God Father”. Mereka juga bisa digerakkan oleh influencer untuk posisi komisaris. Dia bisa seorang bankir senior yang dihormati dan memiliki jaringan atau pengikut, tapi bisa juga dia seorang petinggi yang memiliki kekuasaan secara politik.
Kendati bankir-bankir BRI seperti tersingkir di tengah perputaran bankir-bankir Bank Mandiri, mereka tidak perlu berkecil hati. Jika Bank Mandiri belajar dari Citibank untuk bisa menjadi bank pencetak bankir, BRI sudah duluan berhasil menjadi rujukan banyak lembaga dunia untuk belajar keuangan mikro. “Jadi kalau Bank Mandiri belajar dari lembaga global seperti Citibank yang high profile. Tapi kalau BRI, lembaga global seperti Word Bank dan Harvard bahkan Muhammad Yunus pernah belajar micro finance ke BRI yang low profile,” ujar sumber Infobank.
Dan dengan menggarap pasar UMKM yang menuntut bankir-bankirnya low profile, BRI yang pada 2005 masih menjadi bank terbesar nomor empat kemudian berlari cepat menyalip tiga bank yang di atasnya. Transformasi dari desa ke kota dan dari UMKM ke konsumer menambah tenaga BRI. Dari sisi aset BRI menyalip BNI pada 2007, menggunting BCA pada 2008, dan mengalahkan Bank Mandiri pada 2017.
Seperti apa perputaran bankir-bankir di tanah tanah air? Benarkah ada Geng-Gengan di kalangan para bankir? Baca selengkapnya di Majalah Infobank Nomor 511 November 2020! GANGS of BANKERS: Mengurai Mandiri Connection & Geng Para Bankir. (*)
Poin Penting LPS membuka peluang percepatan implementasi Program Penjaminan Polis (PPP) dari mandat 2028 menjadi… Read More
Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More
Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More
Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More
Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More
Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More
View Comments
Mantap ..
Bank Plat Merah..
Jaya lah selalu..
Godfather nya..
hehehhee...