Ekonomi dan Bisnis

Gaikindo Beberkan 5 Tantangan Transisi Mobil Listrik di RI, Apa Saja?

Jakarta – Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi mengungkapkan masih ada sejumlah tantangan di dalam transisi mobil listrik di Tanah Air.

Dia menjelaskan tantangan pertama transisi mobil listrik, yaitu bahwa Battery Electric Vehicle (BEV) masih belum menjadi pilihan sebagian besar pengguna mobil karena harganya relatif mahal dibandingkan dengan ICE dan HEV.

Kedua, pengembangan pasar x-EV (Potensi Adopsi Electrified Vehicle) masih membutuhkan lebih banyak insentif fiskal daripada yang saat ini disediakan.

Baca juga: Sederet Hambatan Adopsi Kendaraan Listrik di Indonesia

“Semua teknologi x-EV (HEV, PHEV dan BEV) diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari program pengembangan x-EV, karena semua dapat berperan dalam mengurangi emisi, memberikan pilihan bagi konsumen, dan mempertimbangkan Nilai Ekonomi Karbon,” ujar Yohannes dalam OJK International Research Forum, Senin 25 September 2023.

Ketiga, mengurangi perbedaan harga antara x-EV dan ICE (internal combustion engine) dan menyediakan berbagai pilihan model mobil x-EV di pasaran, termasuk BEV.

“Pasar terbesar di Indonesia sebenarnya adalah mobil seharga Rp300 juta, tapi dengan satu syarat setidaknya mobil tersebut bisa muat 4 hingga 5 orang. Anda tidak dapat menjual mobil kecil disini hanya muat dua orang dengan tambahan kursi yang kecil. Jadi jika Anda melihat ini, pasti sekitar 300 juta atau di bawah Rp200 juta maka pasar akan menjadi besar. Jadi hasilnya, Anda dapat melihat di sini bahwa Harganya sebenarnya masih sangat tinggi,” jelasnya.

Baca juga: Prospek Mobil Listrik vs Mobil BBM, Siapa yang Bakal Berjaya?

Keempat, meningkatkan ketersediaan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian mobil listrik untuk meningkatkan kepercayaan dan keinginan konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik.

“Terakhir, mengurangi biaya melakukan bisnis dan menyederhanakan proses untuk mendirikan perusahaan yang termasuk dalam rantai nilai dan ekosistem BEV di Indonesia,” imbuhnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Di Atas Industri! Laba Bank Kaltimtara Tumbuh 37,93 Persen di 2024 jadi Rp549,73 Miliar

Jakarta - Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara (Bank Kaltimtara) mencatatkan pertumbuhan laba… Read More

10 hours ago

BSI Rayakan 4 Tahun Perjalanan dengan Santuni 4.444 Anak Yatim di Momentum Ramadhan

Jakarta – Bank Syariah Indonesia (BSI) menggelar acara santunan untuk 4.444 anak yatim di Jakarta… Read More

10 hours ago

Bos BEI Pede Pasar Modal Bisa Sumbang 61 Persen dari Target Investasi Rp14.000 T

Jakarta – Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffry Hendrik mengungkapkan, pasar modal di… Read More

10 hours ago

Duh, Neraca Perdagangan RI Februari 2025 Diramal Susut jadi USD1,85 Miliar

Jakarta- Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2025 diperkirakan… Read More

11 hours ago

Menteri Rosan Patok Target Investasi Rp13.000 Triliun di 2029

Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mematok target investasi… Read More

11 hours ago

Bank Aladin Syariah Gandeng Aksesmu Sasar UMKM Sektor Ritel

Jakarta – Bank Aladin Syariah menjalin kemitraan strategis dengan Aksesmu, aplikasi belanja grosir untuk kebutuhan… Read More

12 hours ago