News Update

Gagal Lunasi Utang, Tupperware di Ambang Kebangkrutan

Jakarta – Merek ikonik wadah penyimpanan, Tupperware berada di ujung tanduk. Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu dikabarkan tengah mengajukan kebangkrutan pekan ini karena gagal lunasi utang.

Langkah tersebut terpaksa dilakukan dalam upaya menghidupkan kembali bisnis mereka ditengah permintaan yang menurun beberapa tahun terakhir.

“Perusahaan berencana untuk mengajukan perlindungan pengadilan usai melanggar persyaratan utangnya serta mencari bantuan dari penasihat hukum dan keuangan,” kata sebuah sumber, dinukil The Straits Time, Rabu, 18 September 2024.

Diketahui, persiapan kebangkrutan tersebut menyusul negosiasi yang alot antara Tupperware dan pemberi pinjaman mengenai cara mengelola utang lebih dari USD700 juta atau setara Rp10,85 triliun.

Baca juga : Samsung Bakal PHK Besar-besaran, 30 Persen Karyawan Internasional Terdampak

Pada 2024, para pemberi pinjaman menyetujui pemberian kepada Tupperware kelonggaran perihal pelanggaran persyaratan pinjaman. Namun, kinerja perusahaan tersebut malah terus anjlok.

Meski begitu, rencana-rencana tersebut belum bersifat final dan masih dapat berubah. Di lain sisi, pihak perwakilan Tupperware enggan memberikan komentar terkait hal ini.

Diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, Tupperware mengalami penurunan penjualan produk rumahan yang tajam akibat perusahaan tidak mampu membidik pasar konsumen muda.

Baca juga : Angkasa Pura I dan II Resmi Merger, Erick Pastikan Tak Ada PHK Karyawan

Imbasnya, saham Tupperware pun anjlok hampir 50 persen pada perdagangan Senin (10/4/2023). Bahkan, dalam setahun terakhir, saham Tupperware menyusut sekitar 90 persen.

Sementara, Analis Ritel dan Direktur Pelaksana GlobalData Retail Neil Saunders mengatakan, nasib Tupperware tengah di ujung tanduk. Pihak manajemen berusaha mati-matian untuk meningkatkan sisi penjualan.

Namun, lantaran aset perusahaan yang dimiliki tidak seberapa, Tupperware tidak mempunyai kemampuan besar dalam mengumpulkan uang.

“Perusahaan yang dulunya pusat inovasi untuk peralatan dapur, akan tetapi sekarang telah benar-benar kehilangan keunggulannya,” pungkasnya. (*)

Editor : Galih Pratama

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

BRI Tegaskan Tak Ada Serangan Ransomware, Sistem Perbankan Normal dan Data Nasabah Terjaga

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) buka suara terkait isu serangan ransomware terhadap… Read More

3 hours ago

Ini Dia Kunci Sukses Fajar Satritama, Drummer Edane Menjadi Bankir Profesional

Jakarta– Di Industri musik Tanah Air, nama Fajar Satritama sudah tidak asing terdengar. Ia dikenal… Read More

4 hours ago

Status Pailit Sritex Inkrah, BNI Bantu Pemerintah Cari Solusi Terbaik

Jakarta - Mahkamah Agung (MA) telah mengeluarkan putusan kasasi yang diajukan PT Sri Rejeki Isman… Read More

7 hours ago

Alhamdulillah! KB Bukopin Finance Sudah Turnaround Tahun Ini

Jakarta - Setelah didera kerugian selama empat tahun berturut-turut, KB Bukopin Finance (KBBF) mulai bangkit… Read More

8 hours ago

Stasiun Whoosh Karawang Dibuka 24 Desember, Perjalanan Jakarta-Karawang Hanya 15 Menit

Jakarta - Stasiun Whoosh Karawang akan resmi melayani penumpang mulai 24 Desember 2024. Pembukaan ini… Read More

17 hours ago

Pemerintah Targetkan Revisi Aturan DHE SDA Terbit pada Januari 2025

Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More

21 hours ago