Jakarta–Salah satu produk unggulan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) yakni pembiayaan Gadai dan Cicil Emas (Cilmas) terus mencatatkan kinerja yang sangat signifikan. Produk unggulan BSM ini masih sangat diminati oleh masyarakat.
Direktur Utama Bank Syariah Mandiri Agus Sudiarto mengaku, outstanding pembiayaan Gadai dan Cicil Emas BSM hingga Mei 2016 mencapai Rp1,77 triliun atau tumbuh hampir sebesar 30% dibanding pada Mei 2015 yang sebesar Rp1,44 triliun.
“Untuk layanan Gadai, BSM memiliki 272 counter layanan Gadai khusus, sementara untuk Cicil Emas dapat dilayani oleh seluruh cabang di Indonesia,” ujar Agus di Jakarta, Selasa malam, 14 Juni 2016.
Menurutnya, untuk menggenjot penjualan produk Gadai dan Cicil Emas di Ramadhan tahun ini, BSM menggelar berbagai program seperti “Berkah Ketupat Emas Merdeka” berupa potongan biaya ujrah (fee) bagi nasabah yang menggadaikan emasnya dengan periode tertentu.
Selain itu, kata dia, pertumbuhan tabungan BSM hingga Mei 2016 juga menunjukkan positif yakni mencapai 5,68% menjadi Rp16,38 triliun dari tahun sebelumnya di periode yang sama yaitu sebesar Rp15,5 triliun. Untuk Tabungan Mabrur Junior mencatatkan pertumbuhan 98,25% menjadi Rp18,01 triliun.
“Dari sisi jumlah rekening terdapat peningkatan dari 4.584 per Mei 2015 menjadi 6.989 per posisi Mei 2016 atau meningkat 52%,” ucapnya.
Dia mengungkapkan, bahwa tabungan Mabrur dan Tabungan BSM merupakan sumber dana murah di mana per posisi Mei komposisi dana murah BSM mencapai 50%. “Pertumbuhan Tabungan yang stabil mengantarkan biaya dana BSM relatif murah,” tutup Agus. (*)
Editor: Paulus Yoga
Presiden Direktur & Chief Executive Officer (CEO) BCA Life, Christine Setyabudhi menyampaikan sambutan saat peluncuran… Read More
Jakarta - Bank Perekonomian Rakyat Syariah Seluruh Indonesia (HIMBARSI) meresmikan Alfi Wijaya sebagai ketua umum… Read More
Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada tahun 2025 diprediksi akan memberikan tekanan besar… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) pada Oktober 2024 tercatat sebesar USD423,4 miliar… Read More
Jakarta – Demi meredam dampak atas kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun… Read More
Jakarta – Mengelola likuiditas menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dengan banyak rekening operasional, terutama yang… Read More