Perbankan

Fundamental Kondisi Perbankan Relatif Kuat, Ini Buktinya

Jakarta – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menytakan fundamental kondisi perbankan relatif kuat. Tercermin, dengan rasio permodalan (KPMM) industri yang terjaga di level 25,93% pada periode Januari 2023. 

“Kinerja industri perbankan tetap stabil di awal tahun 2023, baik dari sisi permodalan, likuiditas dan intermediasi keuangan,” ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Konferensi Pers, Selasa, 28 Februari 2023.

Kemudian, tingkat likuiditas juga relatif memadai dengan rasio alat likuid terhadap non core deposit (AL/NCD) di level 129,64% dan alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 29,13%. 

Sementara itu, kinerja intermediasi perbankan terus meningkat. Pada Januari 2023, secara yoy kredit perbankan tumbuh sebesar 10,53% diikuti dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 8,03% secara yoy.

“Kredit perbankan ini tumbuh secara konsisten di atas 10% sejalan dengan tren pemulihan ekonomi yang semakin kuat,” jelasnya.

Pemulihan kinerja intermediasi saat ini juga diikuti dengan terjaganya aspek pengelolaan risiko kredit. Rasio Gross Non Performing Loan (NPL) pada periode Januari 2023 berada pada level yang terkendali sebesar 2,59%. Hal tersebut diikuti dengan rasio loan at risk yang terus menurun ke level 14,52%. 

Selanjutnya, sejalan dengan dinamika arah kebijakan moneter dan respon perbankan, LPS terus memantau pergerakan suku bunga simpanan untuk denominasi Rupiah maupun valuta asing. 

LPS mencatat Suku bunga pasar (SBP) untuk simpanan Rupiah terpantau naik sebesar 17 bps menjadi sebesar 3,12% pada periode observasi 24 Januari – 20 Februari 2023, dibandingkan periode Januari 2023.

“Hal ini menunjukkan bahwa perbankan secara bertahap terus merespon kenaikan suku bunga acuan bank sentral (BI7DRR). Meskipun demikian, respon antar kelompok bank cenderung bervariasi dipengaruhi faktor likuiditas dan kecepatan ekspansi kredit,” ungkap Purbaya.

Sedangkan, SBP simpanan valas di periode observasi yang sama terpantau naik sebesar 10 bps menjadi sebesar 1,58% dibandingkan periode Januari 2023. Kenaikan SBP valas ini terus berlanjut sejalan dengan arah kebijakan suku bunga The Fed yang masih meningkat meski dengan laju kenaikan akan cenderung lebih kecil (less hawkish). 

“Mungkin juga akan berubah menjadi lebih hawkish (suku bunga tinggi) lagi ke depannya,” katanya. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Program Penjaminan Polis Meningkatkan Kepercayaan Publik Terhadap Industri Asuransi

Berlakunya Program Penjaminan Polis (PPP) yang telah menjadi mandat ke LPS sesuai UU No. 4… Read More

1 hour ago

Promo Berlipat Cicilan Makin Hemat dari BAF di Serba Untung 12.12

Poin Penting BAF gelar program Serba Untung 12.12 dengan promo besar seperti diskon cicilan, cashback,… Read More

4 hours ago

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Poin Penting BNI berpartisipasi dalam NFHE 2025 untuk memperkuat literasi keuangan dan mendorong kesehatan finansial… Read More

4 hours ago

wondr BrightUp Cup 2025 Digelar, BNI Perluas Dukungan bagi Ekosistem Olahraga Nasional

Poin Penting BNI menggelar wondr BrightUp Cup 2025 sebagai ajang sportainment yang menggabungkan ekshibisi olahraga… Read More

5 hours ago

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

7 hours ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

7 hours ago