Jakarta — Dalam menjalankan perannya di industri keuangan di Indonesia, khususya di dunia pasar modal, Presiden Direktur PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Friderica Widyasari Dewi berbagi kiat suksesnya.
Setelah lulus dari Universitas Gadjah Mada pun California State University, AS, Friderica memulai kariernya di dunia pasar modal dengan bergabung bersama Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). “Saya melihat pasar modal di Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk tumbuh, baik dari sisi kapitalisasi pasar, jumlah investor, perusahaan publik, pengembangan produk dsb,” tutur Friderica mengutip wawancaranya di lama Nasdaq, kemarin.
Menurutnya, hal tersebut membuat pekerjaan di self regulatory organization (SRO) menjadi sangat menarik dan menantang. “Saya merasa beruntung bisa menjadi bagian dan turut berkontribusi untuk pengembangan dan inovasi pasar modal Indonesia,” sambungnya.
Perempuan yang punya passion sangat besar di industri keuangan ini menilai teknologi menjadi kunci dan tulang punggung di seluruh pengembangan infrastruktur pasar modal.
Untuk menjadi sosok di industri keuangan seperti saat ini, Friderica harus melalui berbagaj rintangan. “Tantangan adalah resep paling penting bagi kami untuk bekerja keras dan berinovasi untuk mengatasi berbagai situasi,” tegas Friderica.
“Kala pertama saya masuk ke industri, pasar modal Indonesia tidak seperti saat ini. Jumlah investor, issuer dan pengembangan produk sangatlah rendah. Nilai transaksi, kapitalisasi pasar dan parameter pasar lainnya juga rendah,” imbuh perempuan yang akrab dipanggil Kiki ini.
Namun demikian, saat ini SRO bersama dengan regulator dan pelaku pasar telah berkolaborasi untuk menumbuhkan industri, dengan bekerja di semua lini untuk mendorong penawaran dan permintaan, memantapkan regulasi dan infrastruktur pasar. “Itu semua dibutuhkan untuk pasar modal Indonesia untuk terus bertumbuh,” kata Kiki yang lahir tahun 1975 itu.
Kendati kemajuan pasar modal di Indonesia sudah sangat pesat, Kiki masih melihat ruang untuk bertumbuh di masa depan. Salah satunya adalah jumlah investor yang masih cukup rendah bila dibanding jumlah populasi Indonesia.
“Akan tetapi melihat seluruh potensi yang dimiliki Indonesia (seperti anggota negara G20, pertumbuhan ekonomi yang stabil, populasi yang besar, kaya akan sumber daya alam dll), saya sangat percaya pasar modal Indonesia akan bertumbuh, bahkan lebih pesat lagi di masa depan,” cakap perempuan cantik yang pernah menghias layar kaca lewat Sinetron Panji Manusia Milenium juga Angling Darma.
Lalu bagaimana teknologi memengaruhi karir Kiki? “Saya pikir teknologi saat ini menjadi tulang punggung untuk hampir semua pengembangan di pasar modal. Menjadi bagian darinya telah memengaruhi karir saya secara positif,” kata Kiki lagi.
Karir panjang dan usahanya di industri pasar modal yang membawanya ke posisi saat ini membentuk Kiki menjadi pribadi atau figur yang tangguh. Ia menganjurkan para profesional muda untuk tahan banting, pantang menyerah, selalu optimis dan percaya diri tapi tidak lupa untuk tetap melengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan industri yang digeluti. “Jangan pernah merasa terintimidasi. Pada akhirnya adalah keterampilan, pengetahuan, perilaku positif dan kerja keras yang menentukan kesuksesan kita,” tandasnya. (*)
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia (LSPI) triwulan II 2024… Read More
Jakarta - Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (18/11) Indeks Harga Saham Gabungan… Read More
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 18 November… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT PLN (Persero) menyatakan kesiapan untuk mendukung target pemerintah menambah kapasitas pembangkit energi… Read More
Jakarta - Additiv, perusahaan penyedia solusi keuangan digital, mengumumkan kemitraan strategis dengan PT Syailendra Capital, salah… Read More