Sementara untuk BPR, karena ukurannya lebih kecil dibanding bank umum pemeriksaannya dilakukan sekali setahun. Sehingga pengawasan tidak seintensif pengawasan bank umum. “Fraud di perbankan banyak terjadi di BPR. 80% penutupan BPR adalah karena fraud,” tukasnya. (Baca juga: Tanpa GCG, Banyak BPR Lakukan Fraud)
Namun demikian, Nelson optimis bahwa tindak pidana perbankan atau fraud akan menurun karena pihaknya gencar melakukan sosialisasi dan edukasi yang dinilai menjadi kunci keberhasilan menekan fraud perbankan.
“Karena peran pengawas ini penting. Semakin ditingkatkan kualitas dan intensitas pengawasan semakin pelaku fraud ini lebih bisa mengendalikan diri. Jadi makin takut temuan itu bisa dilakukan pengawas lebih cepat,” tuturnya. (*)
(Baca juga: OJK Rilis Buku Pahami dan Hindari Fraud Perbankan)
Page: 1 2
Jakarta – Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmaja resmi berpamitan dari jabatannya. Hal… Read More
Jakarta – PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau Permata Bank mengumumkan kinerja kuartal I-2025 dengan… Read More
Jakarta - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mengapresiasi kinerja pelaku bank perekonomian rakyat (BPR) dalam meningkatkan… Read More
Jakarta – Kebijakan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bukan hanya berdampak pada perekonomian global… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit melambat. Pada Maret 2025 kredit perbankan tumbuh sebesar 9,16 persen… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan sedikit berada di… Read More