Perbankan

Fraud as a Service Mengganas, Perbankan Diminta Tingkatkan Kewaspadaan Siber

Poin Penting

  • Fraud as a Service (FaaS) makin marak di dark web, memungkinkan siapa saja, bahkan tanpa kemampuan hacking, melakukan penipuan dengan menyewa layanan sindikat peretas.
  • Perbankan berisiko mengalami kerugian besar dan penurunan kepercayaan nasabah akibat meningkatnya kasus fraud dan penipuan daring, yang tercatat mencapai 14.495 aduan pada 2023–2024.
  • Interpol meminta perbankan memperkuat keamanan siber, termasuk pemantauan rutin dan kewaspadaan terhadap phishing, untuk mencegah serangan FaaS.

Jakarta – Istilah Fraud as a Service (FaaS) merujuk kepada layanan yang ditawarkan oleh sindikat peretas untuk melakukan aksi penipuan. “Servis” ini kian marak ditemukan, terutama di dark web, dan mengancam berbagai industri, termasuk perbankan.

Kasubag PI SET NCB Interpol Divhubinter Polri, AKBP Ahmad Fadilan menyebut, FaaS mampu memicu kerugian yang sangat besar bagi sektor perbankan. Dengan membayar sindikat peretas berpengalaman, seseorang tanpa kemampuan hacking sekalipun dapat melakukan fraud terhadap pelaku industri.

“Seseorang yang tidak ahli teknik peretasan pun dapat menyewa paket lengkap penipuan. Mulai dari phishing kit, jasa takeover akun, layanan kartu kredi palsu, money laundering, dan lain-lain, dari pihak lain,” terang Ahmad dalam acara Infobank Institute bertajuk Digital “Payment & Security Outlook 2026-2030: Trends, Competitive Landscape and Forecast Insight”, Jumat, 21 November 2025.

Baca juga: Artajasa Ingatkan Pelaku Industri Keuangan Jangan Sepelekan Risiko Fraud

Ahmad mengaku pernah bertemu sejumlah peretas dalam negeri yang piawai membobol sistem keamanan siber. Berdasarkan testimoni mereka, layanan fraud tersebut benar-benar ditawarkan oleh pelaku kejahatan siber.

Ia mewanti-wanti potensi fraud yang bersumber dari sindikat ini. Bagi industri perbankan, kerugian yang ditimbulkan dapat mencapai angka besar dan berisiko menurunkan kepercayaan nasabah terhadap perusahaan.

“Ribuan pelaku kejahatan itu dilakukan oleh yang namanya white collar crime. Dan, ribuan pelaku kejahatan itu nilai kerugiannya sama dengan satu kasus. Tapi, sampai kiamat, mungkin nggak bisa selesai juga,” imbuh Ahmad.

Baca juga: Waspada! Ini Sederet Modus Fraud yang Sering Dialami Nasabah BNI

Fenomena FaaS di Indonesia semakin mengkhawatirkan mengingat tingginya tingkat penipuan daring. Ahmad menyebut, dari puluhan ribu laporan masyarakat ke kepolisian sepanjang 2023–2024, penipuan online menjadi yang tertinggi dengan 14.495 aduan.

Ia bahkan menceritakan satu kasus di mana sebuah wilayah di Indonesia diketahui warganya menerapkan praktik FaaS. Mereka menipu masyarakat yang kurang literasi digital untuk memperkaya diri, bahkan menurunkan ilmu penipuan tersebut ke teman atau kerabat.

Rekomendasi Penguatan Keamanan Siber

Untuk menangkal FaaS, Ahmad memberikan sejumlah rekomendasi bagi perbankan. Langkah sederhana seperti pemantauan siber secara berkala dan menghindari pesan mencurigakan yang berpotensi mengandung phishing bisa membantu meminimalkan ancaman fraud.

“Waspada dengan modus phishing. Hati-hati, dengan email, pesan, atau panggilan yang meminta informasi yang sensitif. Ini sampai sekarang masih tinggi nih modus-modus seperti ini,” bebernya.

Ia menambahkan, industri perbankan perlu terus memperbarui pengetahuan mengenai tren keamanan siber agar dapat mencegah insiden yang merugikan. (*) Mohammad Adrianto Sukarso

Yulian Saputra

Recent Posts

BEI Tekankan Kolaborasi dan Tanggung Jawab Bersama Bangun Masa Depan Hijau

Poin Penting PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan kolaborasi lintas sektor (pemerintah, dunia usaha, investor,… Read More

24 mins ago

Balikkan Keadaan, Emiten PEHA Kantongi Laba Bersih Rp7,7 M di September 2025

Poin Penting PT Phapros Tbk (PEHA) mencetak laba bersih Rp7,7 miliar per September 2025, berbalik… Read More

1 hour ago

Unilever Bakal Tebar Dividen Interim Rp3,30 Triliun, Catat Tanggalnya!

Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More

1 hour ago

Hadapi Disrupsi Global, Dua Isu Ini Menjadi Sorotan dalam IFAC Connect Asia Pacific 2025

Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More

2 hours ago

BAKN DPR Minta Aturan Larangan KUR bagi ASN Ditinjau Ulang, Ini Alasannya

Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More

3 hours ago

IHSG Sesi I Ditutup Menguat ke 8.655 dan Cetak ATH Baru, Ini Pendorongnya

Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More

4 hours ago