Bogor – Indonesia menempati peringkat kedua sebagai negara penghasil food waste atau makanan yang terbuang dan menjadi sampah terbesar di dunia.
Berdasarkan data United Nations Environment Programme (UNEP) pada 2020 lalu, tercatat angka food waste di RI mencapai 20,94 juta metrik ton.
Adapun sektor pangan yang paling banyak mengalami pemborosan rantai makanan adalah buah dan sayuran. Di kawasan Asia-Pasifik sendiri hampir separuh buah dan sayuran terbuang atau hilang sebelum sampai ke tangan konsumen.
Baca juga: Setiap Tahun 1,3 Miliar Ton Makanan Terbuang Sia-Sia, Nilainya Tembus Ratusan Triliun
“Kita adalah negara dengan angka food waste kedua terbesar di Indonesia karena banyak faktor yang terjadi, “ kata CEO Great Giant Foods (GGF) Tommy Watimena, di Bogor, Senin 30 Oktober 2023.
Ia menjelaskan, faktor penyebab tingginya food waste di Tanah Air akibat buah dan sayuran diproduksi oleh petani tidak sampai ke tangan konsumen. Artinya, buah yang ditanam setelah dipanen tak berhasil dijual dengan baik dan dengan kualitas yang baik pula.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya pun berupaya menciptakan ekosistem buah segar di Tanah Air dan memaksimalkan produksi buah dari para petani lokal. Tujuannya, agar membuat buah-buah hasil panen kualitasnya dapat terjaga dengan baik hingga meja konsumen.
“Karena supply chain nya adalah tugas kita. GGF yang membangun infrastruktur dan membatu petani untuk memproduksi pisang berkualitas,” jelasnya.
Kendala Petani Lokal
Ia menjelaskan, salah satu kendala yang dihadapi para petani pisang di RI sendiri terkait transportasi logistik. Sebab, jauhnya lokasi angkut dari petani ke pedagang bisa menyebabkan pisang menjadi busuk.
“Pisang itu sebaiknya ditanam di dekat tempat penjual karena kalau dibawa terlalu jauh bisa busuk. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan 1.000 petani pisang binaan,” bebernya.
Jumlah tersebut kata dia diharapkan bisa meningkat 6x lipat, menyentuh 6.000 petani binaan untuk memproduksi pisang berkualitas. Di mana, GGF sebagai pihak yang membantu mendistribusikan ke konsumen di Tanah Air hingga mancanegara.
Baca juga: BI Catat Penjualan Eceran Tetap Kuat di Juli 2023, Kelompok Makanan Hingga Tembakau jadi Pendongkrak
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi pisang pada 2022 menyentuh 9,24 juta ton, naik 5,77 persen (504 ribu ton) dari tahun 2021.
Adapun, nilai ekspor pisang pada 2022 mencapai nominal US$ 8,7 juta atau naik 42,81 persen dibanding tahun 2021.
Malaysia menjadi negara tujuan ekspor utama pisang RI dengan nilai ekspor mencapai USD3,86 juta (13,49 ribu ton). Di posisi kedua, ada Singapura dengan nilai ekspor mencapai USD1,83 juta (2,69 ribu ton). (*)
Editor: Galih Pratama
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More