Jakarta — PT BPD DKI Jakarta (Bank DKI) mencatat pertumbuhan penyaluran kredit 9,33 persen secara setahunan dari Rp25,52 triliun per Juni 2017 menjadi Rp27,90 triliun per Juni 2018. Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit mikro yang tumbuh 64,37 persen dari Rp351,62 milir per Juni 2017 menjadi Rp577,96 miliar per Juni 2018.
Direktur Utama Bank DKI, Kresno Sediarsi menyebut, pertumbuhan kredit di sektor mikro didorong oleh pengembangan jaringan kantor Bank DKI di lokasi-lokasi pasar di DKI Jakarta. Menurutnya, pertumbuhan penyaluran kredit juga dibarengi dengan perbaikan rasio NPL Gross yang tercatat sebesar 3,82 persen per Juni 2018 dari 4,73 persen pada periode sama tahun lalu.
“Membaiknya rasio NPL tersebut didorong dengan upaya perbaikan proses kredit untuk memastikan penyaluran kredit dilakukan secara prudent,” kata Kresno di Jakarta, Jumat (27/7).
Beberapa hal yang dilakukan perseroan, lanjutnya, antara lain dengan menyempurnakan SOP, penataan kewenangan memutus kredit sesuai dengan prinsip four eyes principles, sentralisasi proses analisa dan administrasi kredit, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dibidang perkreditan. “Selain itu, Bank DKI juga melakukan penagihan kredit secara intensif, lelang eksekusi, pengambilalihan agunan dan restrukturisasi kredit,” imbuh Kresno.
Sementara itu, sebagai respon atas tekanan meningkatnya biaya dana (cost of fund), Bank DKI melakukan perbaikan struktur dana yang tercermin dari komposisi dana murah mencapai 50,91 persen per Juni 2018, membaik dibandingkan periode yang sama sebelumnya sebesar 47,03 persen per Juni 2017.
“Bank DKI juga mendorong peningkatan rasio LDR dengan mendorong pertumbuhan penyaluran kredit lebih tinggi daripada pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK),” tutur Kresno.
Per Juni 2018, LDR Bank DKI tercatat membaik dari 72,07 persen per Juni 2017 menjadi 79,37 persen per Juni 2018. Adapun DPK Bank DKI per Juni 2018 tercatat sebesar Rp35,16 triliun dengan komposisi dana murah mencapai 50,91 persen , membaik dibandingkan periode yang sama sebelumnya sebesar 47,03 persen.
Membaiknya komposisi DPK, terang Kresno utamanya didorong oleh pertumbuhan Tabungan sebesar 13,64 persen dari Rp7,14 triliun per Juni 2017 menjadi Rp8,11 triliun per Juni 2018, Serta dan pertumbuhan Giro sebesar 2,87 persen dari Rp9,51 triliun per Juni 2017 menjadi Rp9,79 per Juni 2018.
Pertumbuhan tabungan, klaim kresno didorong oleh sejumlah inovasi Bank DKI yang memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan seperti pembayaran E-Samsat (Pajak Kendaraan Bermotor), aplikasi JakOne Mobile yang semakin memudahkan nasabah untuk bertransaksi secara less cash dengan penerapan fitur QR (Quick Response), pembayaran PBB dengan menggunakan ATM dan aplikasi JakOneMobile.
“Berbagai aktivitas bisnis yang dilakukan tersebut telah mendorong pencapaian laba per Juni 2018 sebesar Rp356,39 miliar,” tutupnya
Adapun total aset Bank DKI per Juni 2018 tercatat sebesar Rp46,43 triliun. (*)
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More
Suasana saat penyerahan sertifikat Predikat Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI) Jakarta.… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2024 mencapai Rp8.460,6 triliun,… Read More
Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Jumat, 22 November 2024, ditutup… Read More