Categories: News UpdatePerbankan

Fokus Ke Digital, BRI Agro Ganti Nama Jadi Bank Raya

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk, (BRI Agro) resmi mengubah nama menjadi Bank Raya. Perubahan nama ini seiring dengan berubahnya fokus bisnis BRI Agro menjadi Bank Digital.

Pengumuman perubahan nama tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang pada gelaran Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar perseroan hari ini, Senin, 27 September 2021.

“Seiringan dengan ulang tahun Bank BRI Agro ke-32 tahun, kami telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham untuk merubah nama baru kita menjadi Bank Raya. Ini seiring dengan komitmen kami untuk merubah image BRI Agro yang sebelumnya lengkap dengan agrikultur atau bank sawit, hingga sepenuhnya berorientasi menjadi bank digital,” ujar Kaspar pada RUPSLB tersebut.

Kaspar menjelaskan bahwa perusahaan tengah menjalankan proses transformasi bisnis model baru serta membenahi bisnis yang sudah ada. Arah transformasi tersebut akan menyasar segmentasi pasar yang baru yaitu untuk memberikan layanan terhadap sektor Gig Economy (sektor pekerja informal).

Setiap tahunnya, kata dia, jumlah gig economy workers (pekerja sektor informal) di Indonesia meningkat secara konsisten, laju tersebut juga semakin didorong oleh keadaan pandemi COVID-19. Sebagai gambaran, jumlah gig economy workers meningkat sebesar 27.07%, secara Year-on-year (YoY), sedangkan jumlah karyawan-penuh-waktu menurun sebesar 8.84% YoY. Lonjakan dari kehadiran gig workers ini berkontribusi terhadap pertumbuhan angkatan kerja secara positif dalam bentuk penambahan sebanyak 1,94 juta gig workers baru selama masa pandemi.

“Ke depannya, gig economy diproyeksikan untuk mencapai 74,81 juta gig workers pada tahun 2025. Melihat perkembangan yang tengah terjadi dan menyadari shifting behavior ke arah digital yang terus memperkuat Indonesia, gig economy workers akan menjadi pilar penting yang memperkuat dan memajukan perekonomian bangsa,” ucapnya.

Kaspar menjelaskan Digital Journey BRI Agro akan melakukan transformasi berdasarkan 3 pilar. Pertama, Digital, yaitu pengembangan produk digitalbaik dari sisi lending dan saving secara end-to-end sebagai aspirasi digital attacker BRI Group. Kedua, Digitize, yaitu proses bisnis digitalization yang merupakan pengembangan bisnis yang dilakukan secara O2O (online to offline). Ketiga, Revamp, yaitu penataan kembali bisnis yang telah ada yang difokuskan pada shifting portofolio, revamp branch, mengoptimalkan efisiensi proses bisnis dan memperkuat people & culture.

Pada kesempatan tersebut, Manajemen menyampaikan bahwa kinerja Perseroan diperkirakan akan mengalami perlambatan dikarenakan dengan upaya Perseroan untuk menata kembali portfolio bisnisnya menjadi fokus pada pengembangan bisnis digital. Untuk itu, di semester dua tahun ini Perseroan telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi hingga akhir tahun 2021 untuk membawa bank kembali ke tingkat yang lebih sehat.

Harapannya mulai tahun 2022 Perseroan telah siap sepenuhnya memasuki era bisnis digital. Manajemen juga menyampaikan, langkah transformasi ini tetap memperhatikan good corporate governance, pengelolaan manajemen risiko dan persyaratan kecukupan pemenuhan modal minimum yang ditetapkan oleh regulator.

Salah satu wujud nyata yang telah dilakukan Perseroan untuk merealisasikan aspirasi layanan digital adalah melalui penguatan people & culture seperti merekrut bakat-bakat digital terbaik di industri agar dapat menyediakan solusi perbankan digital terbaik bagi seluruh nasabah. Selain itu Perseroan juga melakukan proses transformasi terhadap bagian lainnya seperti Network, Infrastructure, Model Bisnis, Produk dan Layanan, serta Portfolio Kredit baik dalam hal ticket size maupun kualitas.

Untuk membangun infrastruktur keuangan digital bagi pelaku gig economy dan mengakselerasi proses transformasi yang dijalani, Perseroan berencana untuk membangun pondasi keuangan yang kuat untuk model bisnis baru melalui penguatan permodalan. Rencananya Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 2.150.000.000 (dua miliar seratus lima puluh juta) saham dengan nilai nominal Rp100,- (seratus rupiah) per saham yang akan ditawarkan melalui PMHMETD atau 9,96% (sembilan koma sembilan enam persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh. (*)

Editor: Rezkiana Np

Evan Yulian

Recent Posts

Siap-Siap! Transaksi E-Money dan E-Wallet Terkena PPN 12 Persen, Begini Hitungannya

Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More

23 mins ago

Kemenkraf Proyeksi Tiga Tren Ekonomi Kreatif 2025, Apa Saja?

Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More

33 mins ago

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

1 hour ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

1 hour ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

3 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

3 hours ago