BCA Syariah dan VIDA menggelar diskusi bertema 'Bank Syariah Wujudkan Ekosistem Digital Andal dan Terpercaya'. (Foto: Rezkiana Nisaputra)
Jakarta – PT BCA Syariah menepis adanya isu yang beredar di masyarakat terkait rencana akuisisi perseroan oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) untuk dijadikan cangkang bagi Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN atau BTN Syariah.
Menurut Presiden Direktur PT BCA Syariah, Yuni Melati Surya Ningrum, saat ini BCA Syariah tengah meningkatkan konsentrasi bisnis pada transaksi digital di tengah perkembangan industri perbankan nasional. Karena, tambah dia, kehadiran teknologi terbukti sangat membantu untuk menjangkau nasabah baru, serta meningkatkan penetrasi layanan keuangan syariah di Indonesia.
Baca juga: Lancarkan Proses Spin Off UUS, BTN Lirik Bank Umum Syariah untuk jadi Target Akuisisi, Ini Daftarnya
Lebih lanjut dia mengungkapkan, bahwa pada dasarnya inisiatif pemerintah untuk menciptakan bank syariah nasional berskala besar merupakan langkah positif di industri perbankan, mengingat saat ini perbankan syariah masih didominasi oleh PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
“Sampai saat ini BCA Syariah masih milik PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan belum ada pembicaraan apa-apa tentang (akuisisi oleh BTN) itu,” ucap Yuni dalam sebuah diskusi bertema ‘Bank Syariah Wujudkan Ekosistem Digital Andal dan Terpercaya’ di Jakarta, 12 September 2023.
Sementara itu, Direktur Teknologi Informasi BCA Syariah, Lukman Hadiwijaya mengatakan, pada semester I-2023, jumlah transaksi BCA Syariah mencapai lebih dari 6 juta transaksi, yang sebesar 63 persen diantaranya dilakukan melalui mobile banking. “Hal ini menunjukkan bahwa kemudahan transaksi layanan perbankan elektronik menjadi kebutuhan mutlak bagi nasabah,” ucapnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, sejauh ini BCA Syariah secara berkelanjutan melakukan modernisasi layanan digital dengan mengembangkan berbagai fitur yang semakin mudah diakses oleh nasabah. “BCA Syariah menyadari salah satu yang menjadi perhatian dalam transformasi digital adalah faktor keamanan dalam bertransaksi,” paparnya.
Baca juga: Incar Laba Tumbuh Diatas 30% BCA Syariah Cetak Kinerja Positif di Semester I-2023
Di tempat yang sama, Managing Director PT Indonesia Digital Identity (VIDA), Adrian Anware menambahkan, perkembangan teknologi digital di sektor keuangan sudah semakin memudahkan pelaku industri keuangan secara cepat dan akurat. Sebagai penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSE) yang berinduk pada Kementerian Komunikasi dan Informatika, VIDA menyediakan sertifikat elektronik dan tanda tangan digital kepada individu maupun lembaga di ekosistem digital.
“VIDA telah melakukan lebih dari 1,8 juta proses verifikasi biometrik dan liveness detection, dengan proses sampai dengan 10 transaksi per detik. Produk kami digunakan oleh perusahaan teknologi digital dari berbagai industri, seperti layanan finansial, e-commerce, transportasi, telekomunikasi dan bidang kesehatan,” kata Adrian. (*)
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More