News Update

Fluktuasi Global Meningkat, CIMB Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen

Jakarta – PT Bank CIMB Niaga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 akan tumbuh 5,2 persen, ditengah volatilitas yang terjadi serta kondisi politik yang mulai menghangat jelang pemilu 2019. Meski pada kuartal I 2018 baru tercatat 5,06 persen.

Chief Economist CIMB Niaga, Adrian Panggabean mengungkapkan, kondisi pasar finansial yang menantang sepanjang kuartal pertama 2018 terjadi bukan karena faktor domestik, namun disebabkan faktor eksternal. Meski dengan volatilitas yang terjadi, namun perekonomian Indonesia masih tetap pada jalannya. Hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,06 persen pada kuartal I 2018, atau tetap di kisaran 5 persen.

“Volatilitas yang terjadi di pasar finansial beberapa bulan terakhir lebih besar dibanding tahun 2017, dan disebabkan oleh faktor eksternal. Kita tidak perlu khawatir sejauh konfigurasi makro ekonomi kita terjaga relatif sehat, kebijakan ekonomi tetap rasional, dan aktivitas ekonomi masih berjalan normal”, ujar Adrian dalam acara diskusi media bersama Chief Economist CIMB Niaga, di Jakarta, Senin, 14 Mei 2018.

Baca juga: ADB “Ramal” Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,3% di 2018

Adrian menambahkan, volatilitas yang terjadi di pasar finansial dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal. Diantaranya, pengetatan kebijakan moneter dan pelonggaran kebijakan fiskal Amerika Serikat (AS) yang dibarengi longgarnya kebijakan moneter di Eropa dan Jepang. Di sisi lain Adrian menambahkan, faktor geopolitik dan geoekonomi, serta isu proteksionisme AS juga menyebabkan fluktuasi tajam dalam harga-harga aset secara global, yang kemudian berimbas pada fluktuasi mata uang di seluruh dunia termasuk rupiah.

Terkait adanya wacana kenaikan suku bunga di Indonesia, Adrian menganggap Indonesia tidak perlu gegabah langsung menaikkan suku bunga. Karena menurutnya, dengan menaikan suku bunga malah akan berdampak kepada hal lainnya.

“Kita akan menaikan suku bunga, tidak akan berdampak apa-apa. Malah saya perkirakan pertama, equity market akan jatuh, kedua, bond market turun, ketiga, kita malah terkesan panik”, tutup Adrian. (Bagus)

Risca Vilana

Recent Posts

OJK Terbitkan Aturan Terkait Perdagangan Kripto, Ini Isinya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang… Read More

1 hour ago

OJK: BSI Tengah Siapkan Infrastruktur untuk Ajukan Izin Usaha Bullion Bank

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan proses pengembangan kegiatan usaha bullion atau usaha yang berkaitan dengan… Read More

2 hours ago

Libur Natal dan Tahun Baru, CIMB Niaga Optimalkan Layanan Digital

Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengoptimalkan fasilitas digital banking yang dimiliki sebagai alternatif… Read More

2 hours ago

Jelang Libur Natal, IHSG Ditutup Merah ke Level 7.065

Jakarta - Menjelang libur dan cuti bersama perayaan Natal 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG)… Read More

3 hours ago

Komisi VII DPR Dukung PPN 12 Persen, Asalkan…

Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Dina Lorenza menyatakan dukungannya terhadap kenaikan Pajak Pertambahan… Read More

3 hours ago

Iwan Setiawan, Bos Rintis Raih Penghargaan Top 100 CEO 2024 dari Infobank

Jakarta – Presiden Direktur PT Rintis Sejahtera, Iwan Setiawan, kembali dinobatkan sebagai salah satu Top… Read More

4 hours ago