Namun demikian, kata dia, gambaran perekonomian global yang membaik ini menyiratkan pandangan kebijakan moneter yang terus berlanjut. Di mana Tiongkok baru-baru ini melihat adanya pelemahan permintaan (demand) pada kredit, yang akan mulai berdampak pada pertumbuhan kredit di akhir tahun ini.
Baca juga: BI Proyeksikan Perekonomian Global Tumbuh 3,5%
Di sisi lain, The Fed juga tampaknya akan melakukan normalisasi pada tingkat suku bunganya dengan menaikkan bunganya tiga sampai empat kali lagi hingga tahun 2019 mendatang. Kendati begitu, inflasi inti yang rendah memungkinkan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk melanjutkan kebijakan quantitative easing-nya (QE) saat ini.
“Dengan Fed sekarang menandakan bahwa QE akan mulai dibatalkan akhir tahun ini, penyesuaian kebijakan moneter ini dapat memicu beberapa volatilitas di pasar keuangan global selaras dengan akomodasi moneter yang terus-menerus,” ucap Coulton. (*)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjajaki penguatan permodalan PT Bank Pembangunan Daerah… Read More
Jakarta - Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) sebagai salah satu pemain keuangan syariah, terus bergerak… Read More
Jakarta - PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) melaporkan kinerja pendapatan untuk sembilan bulan pertama… Read More
Jakarta - Penasihat Khusus Bidang Ekonomi Presiden Bambang Brodjonegoro menyatakan transisi energi berpotensi dapat menarik investasi… Read More
Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi RI di kuartal III… Read More
Jakarta - Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro mengungkapkan belum mengetahui rencana kenaikan Pajak… Read More