News Update

Fitch Perkirakan PDB Indonesia 2018 Capai 5,4%

Jakarta – Fitch memperkirakan pertumbuhan Produk Domsetik Bruto (PDB) Indonesia akan mencapai 5,1% tahun ini. PDB Indonesia diprediksi akan kembali meningkat menjadi 5,4% pada 2018 dan 5,5% pada 2019.

Indonesia, menurut Fitch, diuntungkan dari kenaikan perdagangan global dan stabilnya harga komoditas. Investasi mendapatkan momentum lebih lanjut terkait belanja infrastruktur publik yang lebih tinggi, biaya pinjaman yang lebih rendah dan pelaksanaan reformasi struktural.

Seperti yang diperkirakan, beban hutang pemerintah pada 2017 relatif rendah yakni sebesar 28,5% dari PDB. Pemerintah mematuhi batas defisit anggaran yang dipaksakan sendiri sebesar 3% dari PDB, sehingga membantu menjaga kepercayaan investor di Indonesia selama masa turbulensi pasar.

Target defisit 2018 pemerintah sebesar 2,2% dari PDB menunjukkan pendekatan konservatif, memberikan kelonggaran terhadap adanya tekanan anggaran pada tahun politik mendatang.

Fitch meyakini bahwa kenaikan defisit lebih cenderung tetap stabil pada 2,7% dari PDB, dan bertahan di dalam batas maksimum sebesar 3%. Di sisi lain, Fitch juga menilai bahwa asupan penerimaan pemerintah sangat rendah.

Menurut pengamatan Ficth, ada empat pos yang memiliki pendapatan lebih rendah sebagai persentase dari PDB. Hal ini menghambat pembiayaan langsung pemerintah untuk proyek infrastruktur dan meningkatkan ketergantungan pada badan usaha milik negara (BUMN) untuk mengatasi defisit infrastruktur yang besar. Oleh karena itu, hutang BUMN non-finansial sebesar 4,5% dari PDB per Juli 2017 lalu kemungkinan akan meningkat secara substansial dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini akan, meningkatkan kewajiban kontinjensi negara.

Fitch menganggap, paparan sovereign terhadap risiko sektor perbankan terbatas. Kredit swasta hanya mewakili 37% dari PDB dan rasio kecukupan modal sektor perbankan tetap kuat, yaitu 23,2% pada Oktober 2017. Sementara, rasio pinjaman non-performing, special mention dan restrukturisasi perbankan relatif stabil pada tahun 2017.

Risiko yang terjadi pada siklus kredit sebelumnya menyebabkan penangguhan pengeluaran modal sektor swasta dan kenaikan kredit bermasalah bruto menjadi 3,0% dari total aset pada Oktober 2017. Indonesia sendiri pernah mencatatkan titik terendah pada 2013 lalu yakni sebesar 1,8%.(*)

Apriyani

Recent Posts

Uang Beredar Tembus Rp9.436,4 Triliun di Maret 2025, Tumbuh 6,1 Persen

Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tetap tumbuh.… Read More

2 mins ago

AS Protes QRIS dan GPN, Airlangga Bilang Begini

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto angkat bicara mengenai Amerika Serikat (AS) yang merasa keberatan… Read More

8 mins ago

Pemerintah Siapkan 27 Ribu Koperasi Baru untuk Desa yang Belum Terjangkau

Jakarta – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan, pemerintah akan membentuk koperasi baru di… Read More

20 mins ago

2 Hari Pelaksanaan UTBK: Panitia Catat ada 14 Kasus Kecurangan

Jakarta - Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 mencatat setidaknya terdapat sebanyak 14… Read More

1 hour ago

Pemprov DKI: Pendaftaran Seleksi Damkar dan PPSU Dibuka Secara Online, Cek Sekarang!

Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah membuka pendaftaran seleksi petugas penyedia jasa lainnya… Read More

2 hours ago

CORE Setuju Batas MBR Naik ke Rp14 juta Sejalan dengan Program 3 Juta Rumah!

Jakarta – Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menyatakan naiknya… Read More

2 hours ago