Jakarta – Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo fokus untuk mendorong perekonomian nasional dapat tumbuh pada kisaran 6 persen dalam lima tahun ke depan. Hal ini bisa terealisasi dengan berbagai upaya yang akan dilakukan jika dirinya menjadi Gubernur BI untuk periode 2018-2023.
Dia mengungkapkan, perekonomian nasional yang saat ini berada pada kisaran 5,2-5,3 persen, bisa saja tumbuh menjadi 6 persen dengan mendorong pemerataan ekonomi nasional yang saat ini hanya fokus di beberapa daerah saja seperti di pulau Jawa. Menurutnya, hal ini menjadi tantangan bagi BI untuk menciptakan ekonomi yang merata.
“Kita semua ingin ekonomi nasional yang saat ini ada dikisaran 5,2-5,3 persen bisa menjadi 6 persen atau lebih dalam 5 tahun ke depan. Kita ingin ciptakan lapangan kerja, ekonomi kerakyatan dan pemerataan ekonomi agar tidak fokus disatu wilayah saja tapi semua wilayah,” ujar Perry saat Fit and Proper Test di Komisi XI, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.
Selain itu, jelas dia, Bank Sentral juga akan mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mendorong peningkatan ekspor. Salah satunya, kata dia, yakni memperluas sektor-sektor dan tidak hanya berfokus pada sektor-sektor yang selama ini menjadi andalan Indonesia untuk di ekspor.
Baca juga: Fit and Proper: Doddy Zulverdi Fokus Keluarkan RI dari Tekanan Global
“Kita bisa mendorong ekspor, tapi tantangannya pertumbuhan ekonomi yang ada belum meluas, dan lebih banyak kepada infrastruktu dan komoditas saja. Belum meluas ke sektor-sektor lain seperti ke sektor pertanian, manufaktur, perkebunan dan sebagainya. Bagaimana kita bisa mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 6 persen,” ucapnya.
Selanjutnya, ditengah perkembangan teknologi digital dan informasi, sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM) juga perlu didorong untuk bisa dierdayakan dalam ekonomi digital. Di mana sektor UMKM merupakan sektor yang kuat terhadap dampak krisis. Sehingga, BI dan pemerintah dirasa perlu untuk mendongkrak sektor UMKM.
“Indo merupakan negara yang bisa mengandalkan UMKM. Kita bisa manfaatkan digitalisasi ekonomi ini. Bagaimana pemanfaatan digitalisasi ini untuk pemberdayaan UMKM dan untuk mendorong ekonomi. Saya melihat kita memang harus bersama-sama menyatu untuk memabangun kapasitas nasional,” tutupnya.
Lebih lanjut dirinya bekeinginan agar produk-produk UMKM bisa dipasarkan di pasar daring. Dengan demikian, produk UMKM nasional bisa bersaing dengan produk-produk luar. Di sisi lain, tambah dia, dibutuhkan strategi-strategi agar sektor UMKM bisa terdorong dan bersaing di tengah perkembangan teknologi dan digital.
“Bagaimana kewirausahaan harus kita dorong, bagaimana produk UMKM ini bisa dipasarkan dipasar daring, makanya pemberdayaan UMKM ini menjadi penting,” tutupnya. (*)
Jakarta - Kinerja fungsi intermediasi Bank Jasa Jakarta (Bank Saqu) menunjukkan hasil yang sangat baik… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung upaya PBB dalam mewujudkan perdamaian dan keadilan internasional. Termasuk… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat outstanding paylater atau Buy Now Pay Later (BNPL) di perbankan… Read More
Jakarta - Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menargetkan jumlah agen asuransi umum mencapai 500 ribu… Read More
Jakarta – Di tengah fenomena makan tabungan alias mantab akhir-akhir ini, pertumbuhan antara ‘orang-orang tajir’… Read More
Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut tren pertumbuhan UMKM cenderung melambat, sejalan dengan risiko kredit UMKM… Read More