Moneter dan Fiskal

Fit and Proper: Doddy Zulverdi Fokus Keluarkan RI Dari Tekanan Global

Jakarta – Calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doddy Zulverdi memaparkan visi misinya di depan Komisi XI DPR-RI terkait strategi yang akan ditempuh agar Indonesia tidak terlalu rentan terhadap gejolak eksternal (global) serta meningkatkan perekonomian nasional.

Dalam uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test Calon Deputi Gubernur BI Doddy Zulverdi, dirinya menyebutkan, untuk mengurangi kerentanan Indonesia terhadap kondisi global, maka yang harus dilakukan adalah dengan menurunkan defisit transaksi berjalan (current account deficit).

“Bahkan kalo bisa transaksi berjalan kita surplus. Jangan defisit lagi,” ujar Doddy di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa, 27 Maret 2018.

Selain itu, Doddy Zulverdi, yang saat ini masih menjabat sebagai Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter di BI juga mengungkapkan, untuk melepaskan Indonesia dari tekanan eksternal, maka nilai tukar rupiah harus sesuai dengan kondisi fundamentalnya, serta menambah instrumen transaksi lindung nilai.

Baca juga: Fit and Proper: Dody Budi Waluyo Kedepankan 7 Strategi Perkuat Ekonomi

Kemudian, memperluas kerjasama local curency settement Framework, dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian nasional. Menurutnya, pengembangan infrastruktur pasar keuangan juga penting khususnya mengenai percepatan pembentukan central counterparty clearing (CCP).

“CCP Ini suatu lembaga yang muncul di negara maju untuk mendorong transaksi derivatif,” ucap Doddy.

Selain mengurangi kerentanan Indonesia terhadap kondisi global, meningkatkan perekonomian dan mengurangi disparitas juga menjadi fokus Doddy Zulverdi. Untuk itu, perlu menjalankan peran advisory dalam membantu pemerintah mengidentifikasi informasi masalah struktural di beberapa daerah.

Selanjutnya, merumuskan kebijakan makroprudensial yang bersifat insentif serta mendukung pembiayaan infrastruktur melalui pendalaman pasar keuangan. Kemudian, pemerataan investasi melalui peran kantor perwakilan di dalam negeri dan di luar negeri juga dibutuhkan. Serta memanfaatkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis.

“Edukasi melalui BI Institute dan Badan Supervisi BI juga penting. Kami juga akan memperluas IRU (Investor Relation Unit). Kami melihat fungisnya masih bisa diperluas untuk menghubungkan investor luar negeri,” tutup Doddy. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Kemenperin Dorong Kolaborasi Startup dan IKM untuk Transformasi Digital

Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (Ditjen IKMA)… Read More

3 hours ago

Ketua KPK Beberkan Proses Penetapan Tersangka Hasto Kristiyanto

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan dua nama baru sebagai tersangka dalam pengembangan… Read More

8 hours ago

OJK Terbitkan Aturan Terkait Perdagangan Kripto, Ini Isinya

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang… Read More

9 hours ago

OJK: BSI Tengah Siapkan Infrastruktur untuk Ajukan Izin Usaha Bullion Bank

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membeberkan proses pengembangan kegiatan usaha bullion atau usaha yang berkaitan dengan… Read More

10 hours ago

Libur Natal dan Tahun Baru, CIMB Niaga Optimalkan Layanan Digital

Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) mengoptimalkan fasilitas digital banking yang dimiliki sebagai alternatif… Read More

10 hours ago

Jelang Libur Natal, IHSG Ditutup Merah ke Level 7.065

Jakarta - Menjelang libur dan cuti bersama perayaan Natal 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG)… Read More

10 hours ago