Perbankan

First Republic Bank Resmi Kolaps, Dampaknya ke RI?

Jakarta – Krisis perbankan global kembali berlanjut, First Republic Bank resmi bangkrut akibat anjloknya simpanan. Kondisi ini tak terlepas dari buntut bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) yang memicu kepanikan deposan dan investor.

Chief Economist BSI, Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, Frist Republic Bank sudah menjadi bagian dari kolapsnya perbankan di AS seperti yang terjadi pada SVB dan Signature Bank.

“First Republic Bank itu kan udah bagian dari Signature Bank sama SVB, sebenernya dari awal itu udah bermasalah tapi memang dia (Frist Republic Bank) sempat di bill out dan cuma masalah mencari pembayarannya aja, tapi sudah tertangani,” ujar Banjaran, saat disela-sela acara Asian Banking & Finance Forum 2023, Rabu, 3 Mei 2023.

Saat ini, JPMorgan Chase & Co telah membeli sebagian besar aset First Republic Bank dengan menyetujui akusisi sebesar US$173 miliar pinjaman dan US$30 miliar sekuritas. Namun demikian JPMorgan tidak menanggung utang korporasi atau saham preferen First Republic Bank.

“Ini relatif tidak ada gangguan di pasar, sama dengan isu Credit Suisse dan UBS kemarin di pasar, investor yang dijadikan ataupun investor tetapnya sudah muncul nama-namanya,” ungkapnya.

Di sisi lain, menurutnya, pengaruhnya di Indonesia tidak terlalu signifikan. Secara risiko Indonesia tidak terlalu terkoneksi dengan perbankan global di dalam Surat Berharga yang memiliki risiko privat.

“Jadi risikonya selalu pertama berkaitan dengan harga komoditas, itu bisa berdampak kalau jangka panjang dan memang bisa mengkerek bahan baku, tapi relatif terbatas,” jelasnya.

Sementara itu, tambah Banjaran, Bank Indonesia (BI) saat ini selalu melakukan intervensi untuk memastikan kurs tetap terjaga. Kemudian, Indonesia memiliki bantalan dari APBN sehingga tidak akan berpengaruh besar.

“Karena bank-bank kita tidak terlalu terkoneksi terhadap perbankan global secara jual beli surat berharga atau interbank nya, kemarin kalau diperbankan nasional yang lebih membuat seram itu kan Deutsche Bank, tapi kayanya udah melakukan aksi preventif,” pungkas Banjaran. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Irawati

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

13 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

13 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

15 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

16 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

16 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

17 hours ago