News Update

Film “Dilan 1990” Buktikan Industri Kreatif Sangat Feasible

Jakarta – Industri kreatif adalah industri yang sangat prospektif sehingga layak mendapat pembiayaan dari bank. Salah besar jika bank tidak melirik industri kreatif.

“Memang belum bankable, tapi industri kreatif sangat feasible,” ujar Dr Rizal Ramli, mantan Menko Kemaritiman, Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan, kepada Infobank, di sela nobar film “Dilan 1990” di XXI Senayan City, Kamis, 8 Februari 2018.

Rizal mencontohkan industri perfilman nasional yang masuk dalam kategori industri kreatif. Banyak rumah produksi milik anak bangsa yang berhasil memproduksi film bagus dan best seller.

“Contoh film Dilan 1990, dalam dua pekan berhasil mendatangkan penonton sebanyak 4,39 juta orang,” ujar Rizal yang malam itu didampingi para pemain utama film Dilan 1990.

Rekor ini memecahkan prestasi film laris 2017 “Pengabdi Setan” besutan Joko Anwar yang meraup penonton 4,20 juta dalam 53 hari masa tayang. Diprediksi, film Dilan 1990 akan menyalip rekor film Warkop DKI Reborn: Jangkrik, Bos! yang berhasil mengolek 6.858.616 penonton.

Menurut Ody Mulya Hidayat, produser Maxima Pictures yang membidani film Dilan 1990 bersama Falcon Pictures, sampai Kamis, 8 Februari 2018, penonton sudah mencapai 4.394.000 orang.

Dengan asumsi rata-rata harga tiket Rp30 ribu, dalam waktu hanya dua pekan sejak tayang perdana pada 25 Januari 2018, rumah produksi telah mengolek hasil penjualan tiket sebesar Rp131,82 miliar.

Dengan biaya produksi plus promosi sebesar Rp15 miliar, hanya perlu waktu 14 hari untuk mendapatkan margin sebesar Rp50,91 miliar. Asumsinya, Rp131,82 miliar dipotong biaya produksi, promosi, dan profit share dengan XXI, 21, CGV, dan Cinemaxx selaku pihak yang menayangkan Dilan 1990.

Biaya produksi relatif kecil karena rumah produksi mampu melakukan proses produksi secara efisien. “Proses syuting hanya 17 hari,” ungkap Ody Mulya Hidayat kepada Infobank.

Dengan tebalnya margin yang diperoleh rumah produksi, menurut Rizal Ramli, sangat disayangkan jika bank tidak melirik industri kreatif seperti film.

“Jika ada bank yang menolak (pengajuan pinjaman dari industri kreatif) bilang ke saya. Biar saya yang kasih garansi,” tutup mantan Komisaris Utama BNI itu. (Darto Wiryosukarto)

Apriyani

Recent Posts

Diikuti 6.470 Pelari, PLN Electric Run 2024 Ditarget Hindari Emisi Karbon hingga 14 ton CO2

Jakarta - Sebanyak 6.470 racepack telah diambil pelari yang berpartisipasi dalam PLN Electric Run 2024… Read More

5 hours ago

Segini Target OJK Buka Akses Produk dan Layanan Jasa Keuangan di BIK 2024

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membidik pencapaian Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2024 sekitar 8,7… Read More

6 hours ago

HUT ke-26, Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif untuk Siap Jadi Jawara Masa Depan

Jakarta - Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk… Read More

19 hours ago

KemenKopUKM Gandeng Surveyor Indonesia Verifikasi Status Usaha Simpan Pinjam Koperasi

Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) menunjuk PT Surveyor Indonesia, anggota Holding BUMN IDSurvey,… Read More

20 hours ago

Bijak Manfaatkan Produk Keuangan, Ini Pesan OJK kepada Gen Z

Balikpapan - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica… Read More

20 hours ago

Jurus OJK Perluas Akses Keuangan yang Bertanggung Jawab dan Produktif di Balikpapan

Balikpapan – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) semakin memperluas akses keuangan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan yang… Read More

20 hours ago