Sementara itu, sinyalemen The Fed dalam FOMC Meeting dini hari tadi, memunculkan sentimen negatif terhadap rupiah di 2017 mendatang. Di mana Bank Sentral AS memberikan sinyal bahwa akan menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali di tahun depan. Kondisi ini harus segera direspon oleh bank-bank sentral di negara lain.
“Ada kenaikan tiga kali di 2017, lebih tinggi dari perkiraan awal. Setelah ECB dan the Fed mensinyalkan kebijakan moneter bias ketat di 2017 saat ini fokus langsung beralih ke pertemuan BoE malam nanti dan BoJ pada 20 Desember 2016 mendatang,” ucapnya.
Sementara dari faktor domestik, lanjut dia, pergerakan laju rupiah terhadap Dolar AS akan berfokus pada pengumuman BI 7-day Reverse Repo Rate yang akan diumumkan setelah Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) yang telah berlangsung pada 14-15 Desember 2016. (*)
(Baca juga: BI Pangkas Suku Bunga, Rupiah Berpotenso Merosot)
Editor: Paulus Yoga
Page: 1 2
Jakarta - Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More
Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buka suara terkait dengan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) beserta seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI)… Read More
Jakarta - MNC Sekuritas melihat pergerakan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) secara teknikal pada hari… Read More
Jakarta - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) resmi membuka penjualan tiket kereta cepat Whoosh… Read More
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus berkomitmen mendukung pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan… Read More