Depok – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menganugerahkan penghargaan Wirakarya Adhitama kepada mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Soedradjad Djiwandono, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Profesor Soedradjad Djiwandono yang juga ipar Presiden terpilih Prabowo Subianto ini dinilai pantas mendapatkan penghargaan tersebut karena dedikasinya yang luar biasa dalam dunia pendidikan dan perekonomian bangsa serta negara.
Gubernur BI periode 1993-1998 ini menyatakan bahwa ia sangat bersyukur lantaran telah menerima penghargaan tertinggi di dunia akademi, khususnya dari FEB UI. Terlebih, tahun ini, ia genap mengabdikan diri menjadi Guru Besar Ekonomi di FEB UI selama tiga puluh tahun.
“Sebagai akademisi dalam menjalankan tugas menjadi guru dan pendidik, maupun sebagai warga negara seperti yang lain, menjalankan tugas sebagai patriot, bekerja untuk mempertahankan kemerdekaan dan meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Demikianlah saya memaknai penganugerahan piagam Wirakarya Adhitama ini,” ujar Soedradjad, di Auditorium Soeria Atmadja, Kampus FEB UI, Depok, Jawa Barat, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Baca juga: Prof J. Soedradjad Djiwandono: Saya Harus Hati-hati Berbicara
Soedradjad pun menegaskan, dirinya masih ingin aktif dalam membagikan ilmu. Tidak hanya di bidang ekonomi melainkan juga geopolitik.
Seperti diketahui, ekonom Indonesia ini tahun ini masih mengajar Economics for International Political Economy, Indonesian Economy dan Regional and Global Financial Crises di RSIS, salah satu Graduate School di NTU. Sebab, ekonomi dan geopolitik dinilai sangat relevan dengan kondisi ekonomi global saat ini.
“Maaf jika saat ini saya berubah haluan. Di politik ternyata lebih menyenangkan,” ujar pria 86 tahun itu berkelakar, disambut tawa audiens yang hadir dalam acara penghargaan tersebut.
Baca juga: Soedradjad Djiwandono Setuju Tugas BI Ditambah, Tapi Tetap Independen
Ketua Dewan Guru Besar FEB UI, Bambang Brodjonegoro menjelaskan, penghargaan Wirakarya Adhitama digagas sewaktu dirinya menjabat sebagai Dekan FEB UI pada periode 2005-2009.
Ia menegaskan, FEB UI yang kala itu masih bernama FE (Fakultas Ekonomi) UI perlu memberi apresiasi lebih besar, kepada tokoh-tokoh yang telah berjasa dan berdedikasi mengabdi bukan hanya kepada fakultas dan universitas. Tapi juga mempunyai peran lebih, yaitu memberikan kontribusi kepada bangsa dan negara dalam kapasitas yang tertinggi.
“Kami memberi penghargaan yang tertinggi kepada para tokoh yang terus terang telah membawa juniornya, muridnya, menjadi terinspirasi untuk terus memberikan yang terbaik bagi universitas, bangsa, dan negara,” ujar Menteri Keuangan RI periode 2014-2016 itu, dalam testimoni pemberian penghargaan yang diselenggarakan oleh UKM Center FEB UI bekerja sama dengan FEB UI.
Bambang lanjut menjelaskan, kriteria dalam mendapatkan penghargaan Wirakarya Adhitama tidaklah mudah.
Syarat pertama adalah Guru Besar dari FEB UI. Kedua, sudah purna tugas alias pensiun sebagai Guru Besar. “Dan syarat ketiga adalah pernah menjabat suatu posisi tertinggi di institusi negara,” imbuhnya.
Baca juga: Bambang Brodjonegoro Ungkap Prospek dan Tantangan Ekonomi RI di Tengah Ketidakpastian Global
Dalam kesempatan yang sama, Dekan FEB UI Teguh Dartanto melengkapi Bambang. Teguh sebagai dekan berikutnya meneruskan tradisi memberikan penghargaan tertinggi Wirakarya Adhitama kepada civitas akademika yang berdedikasi, konsistensi, dan juga berkontribusi besar dalam pengembangan keilmuan dan juga pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.
“Penghargaan Wirakarya Adhitama ini memiliki makna yang mendalam, diberikan kepada profesor tadi, purna tugas dan memiliki kontribusi besar dan berperan kepada pengembangan keilmuan dan kontribusinya terhadap aplikasi keilmuannya di dalam masyarakat. Artinya dalam konteks pendidikan tinggi sekarang ini yang kita kenal adalah societal impacts,” tegasnya.
Teguh menambahkan, FEB UI akan pula melakukan perluasan makna dari Wirakarya Adhitama. Selama ini, yang mendapat penghargaan adalah profesor ekonomi.
“Ke depan penghargaan akan diberikan dengan kesempatan yang setara dan sama bagi yang berjasa di ilmu manajemen dan akuntansi. Harapannya, makna dari societal impacts tersebut menjadi lebih luas,” ujarnya.
Baca juga: Teguh Dartanto, Dekan FEB UI: Ekonomi ke Depan Kuncinya Tingkatkan Daya Beli
Wirakarya Adhitama sendiri memiliki arti penghargaan yang diberikan untuk tokoh FEB UI yang sudah sangat besar jasanya dan pengabdiannya untuk almamater serta bagi bangsa dan negara tanpa putus.
Hasil karya penerima penghargaan tersebut, mengharumkan nama bangsa dan negara serta mendapatkan prestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Saya pribadi berharap kita semua, khususnya generasi dosen yang lebih muda, untuk menjadi dosen peneliti yang terbang tinggi, tetapi tetap harus menjejak bumi. Sehingga kampus bukan lagi ‘menara gading’, tetapi bagian dari solusi negeri ini dengan membangun reputasi, dan tetap menjaga relevansi,” pungkas Teguh.
Seperti diketahui, Joseph Soedradjad Djiwandono atau lebih dikenal dengan nama Soedradjad Djiwandono, adalah seorang ekonom Indonesia yang menjabat Gubernur Bank Indonesia (BI) pada 1993-1998.
Selain itu, ipar Prabowo Subianto ini pun pernah menjabat sebagai Kepala Biro di Bappenas; Staf Khusus untuk Menteri Perdagangan; Staf Menteri Koordinator Ekonomi, Perdagangan, dan Industri; juga Menteri Muda Perdagangan.
Di dunia pendidikan, Soedradjad adalah dosen, dan kemudian Profesor Emeritus di FEB UI. Dia pun masih aktif sebagai Profesor di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, salah satu sekolah pascasarjana di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura.
Pria asal Yogyakarta tersebut pun pernah menjadi periset di Institut Riset Ekonomi dan Sosial, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Sementara itu, penganugerahan penghargaan Wirakarya Adhitama ini merupakan salah satu rangkaian dari acara peringatan Dies Natalis ke-74 FEB UI pada 6 Desember 2024 mendatang.
Oleh karena itu, eksistensi dan pencapaian besar FEB UI saat ini tak terlepas juga dari peran besar tokoh-tokoh hebat seperti Soedradjad.
Adapun secara harfiah, Wirakarya Adhitama memiliki arti Wira yaitu satria/pahlawan; Karya adalah hasil karya yang gemilang; Adhi berarti yang tinggi; sedangkan Tama adalah yang utama.
Sebelumnya, penghargaan ini telah diberikan kepada Prof. Widjojo Nitisastro, Ph.D – 1 November 2008; Prof. Dr. Ali Wardhana – 6 Juni 2014; Prof. Subroto – 14 Desember 2015; Prof. Emil Salim, Ph.D – 2 Juni 2016; Prof. J.B. Sumarlin Ph.D – 2 November 2016; dan Prof. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, Ph.D. – 6 Desember 2023. (*)
Jakarta - PT BPR Syariah BDS berkomitmen untuk memberikan pelbagai dampak positif bagi nasabahnya di Yogyakarta dan… Read More
Denpasar--Infobank Digital kembali menggelar kegiatan literasi keuangan. Infobank Financial & Digital Literacy Road Show 2024… Read More
Jakarta – Badan Gizi Nasional (BGN) menggandeng holding BUMN pangan ID FOOD dalam pelaksanaan program… Read More
Jakarta - PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) terus berupaya mendukung transformasi digital, khususnya bagi… Read More
Jakarta – STAR Asset Management (STAR AM) mengajak investor memanfaatkan peluang saat ini untuk berinvestasi… Read More
Jakarta - Dalam rangka mendukung upaya peningkatan literasi dan inklusi keuangan, BRI Insurance berkomitmen turut… Read More