Jakarta – Laju perubahan bank untuk menjadi digital semakin cepat serta didorong karena adanya pandemi Covid-19, yang memaksa masyarakat melakukan transaksi secara digital. Perbankan tanah air pun berupaya untuk masuk ke jalur digital dan fokus mengembangkan teknologi digitalnya.
Namun demikian, menurut Sutjahyo Budiman, CEO Fortress Data Services (FDS), ada tantangan-tantangan bagi bank untuk menjadi digital. “Pertama yang paling berat adalah infrastruktur. Infrastruktur menjadi kendala kalau hendak masuk ke tempat yang bukan kota,” ujar Sutjahyo, Rabu, 31 Maret 2021.
Kedua, sosialisasi kepada masyarakat, terutama di pedesaan agar mengerti digitalisasi dan mengerti smartphone, mengerti apa yang disebut dengan mobility, tentunya juga kesadaran terhadap fraud.
“Kami ada beberapa kejadian, ada orang yang mengaku dari bank minta user password dan oleh nasabah dikasih. Ini salah satu tantangan yang ada di Indonesia yaitu edukasi dan literasi,” tambahnya.
Ketiga, banyak bank sulit masuk digitalisasi karena terbebani dengan pemikiran capex. “Kalau dengan kami cukup dua bulan bisa masuk ke digital. Bahkan, langsung punya customer yang bisa berinteraksi dengan bank secara digital,” katanya.
Sebagai informasi, FDS telah menjadi pilihan lebih dari 100 lembaga keuangan di Asia Selatan dan Asia Tenggara dalam melakukan transformasi perusahaan. Transformasi lembaga keuangan, umumnya menuju dan memanfaatkan teknologi dan ekosistem digital untuk memperkuat posisi perusahaan di pasar.
Terhitung selama beberapa dekade, FDS berkecimpung di penyediaan teknologi digital dalam rangka menghubungkan ekosistem keuangan digital di Kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, seperti di Filipina, Myanmar, dan Bangladesh.
FDS menyediakan aplikasi kelas dunia untuk perbankan dan keuangan. Melalui pengalaman yang panjang itu, FDS telah dipilih oleh lebih dari 100 perusahaan untuk mendampingi mereka dalam transformasi digital dan menjadi perusahaan pertama di Asia Tenggara untuk model SaaS (Software as a Service) pada Core Banking, Mobile Banking, dan Digital Financial Ecosystem.
Dengan infrastruktur dan model yang disediakan, FDS dapat melayani semua ukuran bisnis dan mendorong pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan dalam era keuangan digital. Adapun, solusi ekosistem yang ditawarkan oleh FDS memungkinkan para klien untuk berkolaborasi termasuk dengan perbankan, fintech, e-commerce, pedagang atau agen, ritel, dan UMKM yang tetap menguntungkan semua pihak.
Platform yang disediakan oleh FDS bisa dimanfaatkan oleh lembaga keuangan untuk mengkombinasikan strategi membuka pasar baru dengan menyasar komunitas-komunitas seperti pesantren, sekolah, UMKM, koperasi, warung, toko, dan restoran. Selain itu, platform yang disediakan oleh FDS juga memungkinkan Lembaga keuangan bisa menyediakan produk dan jasa finansial secara mudah dan terjangkau. (*) Ayu Utami
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara… Read More
Jakarta - PT Astra Digital Arta (AstraPay) merespons kebijakan anyar Bank Indonesia (BI) terkait biaya Merchant Discount… Read More
Jakarta - Aplikasi pembayaran digital dari grup Astra, PT Astra Digital Arta (AstraPay) membidik penambahan total pengguna… Read More
Labuan Bajo – PT Askrindo sebagai anggota holding BUMN Asuransi, Penjaminan dan Investasi Indonesia Financial… Read More
Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memperoleh tanda kehormatan tertinggi, yakni “Grand Cross of the Order… Read More
Jakarta – PT PLN (Persero) telah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada Kamis (14/11).… Read More