News Update

Eximbank Incar Pembiayaan Ekspor Negara Non-Tradisional

Jakarta – Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank mengincar pangsa pasar pembiayaan ekspor negara Non-Tradisional. Pasalnya, sejauh ini pasar ekspor di negara Non-Tradisional belum menjadi perhatian utama, padahal potensi di negara Non-Tradisional cukup menjanjikan.

Besarnya potensi pasar negara Non-Tradisional bisa dilihat dari jumlah penduduk, sumber daya alam, dan keanekaragaman komoditi dan produk yang dibutuhkannya. Persyaratan kualitas produk yang diterapkan di sebagian negara-negara non-tradisional relatif lebih ringan dibanding dengan negara maju.

Pasar di negara Non-Tradisional adalah pasar yang memiliki prospek dan mempunyai daya beli potensial yang belum digarap secara intensif, pada umumnya seperti negara berkembang. Sedangkan pasar di negara tradisional adalah pasar yang sudah sejak lama menjadi tujuan ekspor utama Indonesia seperti negara maju yakni Amerika Serikat, Jepang, China dan Eropa.

Managing Director Bidang Pembiayaan Usaha Kecil Menengah berorientasi Ekspor (UKME) Indonesia Eximbank, Indra Wijaya mengatakan, potensi yang cukup besar di pasar negara-negara Non-Tradisional ini harus bisa di manfaatkan semaksimal mungkin, mengingat, jumlah penduduk di negara Non-Tradisional seperti Afrika, India dan lainnya memiliki jumlah penduduk yang banyak.

“Saat ini kita diminta terus tumbuh di 2017. Kita juga terus mendorong bagaimana membantu temen-temen ini (pengusaha) untuk menembus pasar di negara Non-Tradisional,” ujar dia di Jakarta, Jumat, 27 Januari 2017.

Menurutnya, kondisi perekonomian global yang saat ini tengah melambat, menjadi alasan utama Eximbank untuk melebarkan pembiayaan ekspornya ke negara-negara Non-Tradisional yang dianggap memiliki potensi besar. Terlebih, harga komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia belakangan mengalami penurunan dan berpengaruh ke pasar negara Tradisional.

“Tantangannya ada di pasar Tradisional, saat inikan mitra dagang Indonesia tengah mengalami pelemahan. Makanya kami ingin masuk ke Non-Trasdisional market,” ucapnya.

Kendati demikian, kata dia, pihaknya terus menjaga agar risiko pembiayaan di eximbank tetap terjaga. Oleh sebab itu, untuk menekan risiko pembiayaan tersebut, pelaku usaha yang mendapat pembiayaan ekspor dari Eximbank juga difasilitasi oleh Asuransi dan Penjaminan. Sehingga kegiatan ekspor tetap aman sampai dinegara tujuan.

“Tapi jangan sampai risiko meningkat, makanya teman-teman ini kita lengkapi juga dengan penjaminan dan asuransi juga. Disitulah nanti kami underwrite, kita bisa tutup asuransinya, apabila terjadi risiko gagal bayar oleh improtirnya itu dijamin oleh LPeI, sehingga mereka bisa berproduksi dengan benar,” jelasnya.

Sementara itu Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank, Susiwijono Moegiarso sempat mengatakan, keinginan Eximbank untuk membiayai ekspor ke negara Non-Tradisional merupakan peluang yang sangat besar, meski sejauh ini pihaknya hanya fokus pada pembiayaan ekspor di pasar negara Tradisional sejalan dengan tujuan ekspor utama Indonesia pada umumnya.

“Kami ingin masuk Non-Tradisional market, kami harus masuk kesana. Makanya sekarang ini ada delapan BUMN strategis itu kami ajak untuk masuk ke market yang selama ini kita gak berani masuk,” katanya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan produk-produk Indonesia mesti masuk pasar ekspor baru. Selama ini, pasar-pasar Non-Tradisional kurang mendapat perhatian. Misalnya seperti India, Afrika yang penduduknya lebih dari 60-80 juta jiwa. Alasan membuka segmen pasar baru merupakan salah satu upaya menjaga neraca perdagangan Indonesia di tengah lesunya ekonomi global.

Agar produk Indonesia bisa bersaing, para eksportir perlu memperhatikan desain, kemasan, khususnya produk yang berasal dari daerah-daerah. Tak hanya soal pengemasan, strategi promosi juga menjadi kunci. Ke depan, dirinya ingin agar kegiatan promosi dilakukan lebih fokus lagi. Dengan begitu, produk dalam negeri memiliki kualitas yang baik dan mampu bersaing dengan produk-produk luar negeri. (*)

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Evelyn Halim, Dirut SG Finance, Raih Penghargaan Top CEO 2024

Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More

7 hours ago

Bos Sompo Insurance Ungkap Tantangan Industri Asuransi Sepanjang 2024

Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More

8 hours ago

BSI: Keuangan Syariah Nasional Berpotensi Tembus Rp3.430 Triliun di 2025

Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More

8 hours ago

Begini Respons Sompo Insurance soal Program Asuransi Wajib TPL

Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More

9 hours ago

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

10 hours ago

Genap Berusia 27 Tahun, Ini Sederet Pencapaian KSEI di Pasar Modal 2024

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More

10 hours ago