Jakarta – Bank Sentral Tiongkok, People’s Bank of China (PBoC) memberikan sinyal bahwa pemerintah tidak akan ikut campur dalam krisis yang saat ini dialami oleh China Evergrande Group. Gubernur PBoC Yi Gang mengungkapkan kegagalan Evergrande dalam membayar obligasi akan diatasi selayaknya pasar pada umumnya.
“Hak dan kepentingan kreditur dan pemegang saham akan dihormati sepenuhnya sesuai dengan hukum,” jelas Yi seperti yang dikutip dari Bloomberg, 10 Desember 2021.
Komentar ini mengukuhkan sikap PBoC yang menolak untuk melakukan bail-out pada Evergrande yang saat ini tengah didera utang sebesar US$300 miliar. Yi menerangkan, Hong Kong telah menerapkan sistem yang efektif dan ketentuan hukum yang jelas untuk menangani masalah Evergrande.
“Risiko dari beberapa perusahaan dalam jangka pendek tidak akan merusak sistem keuangan Hong Kong dalam jangka panjang,” ujarnya.
Tidak lama setelah komentar Yi beredar, Fitch Rating, lembaga pemeringkat kredit internasional juga menurunkan peringkat Evergrande dari “C” menjadi “RD” (Restricted Default). Peringkat ini mengindikasikan kegagalan perseroan dalam membayar utangnya beberapa waktu ke belakang. (*)
Editor: Rezkiana Np
Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More
Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More
Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More
Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More
Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More
Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More