Jakarta – Pergerakan IHSG cenderung mengalami fluktuasi di tengah pandemi yang masih berlanjut. Namun menurut prediksi yang ada, tahun 2021 adalah tahun yang tepat untuk memulai investasi di sektor saham.
Hal ini didukung oleh faktor-faktor seperti program percepatan vaksinasi Covid-19, bantuan sosial yang terus diguyurkan Pemerintah, serta saham-saham di Indonesia yang mulai dilirik oleh para investor asing mengingat valuasi dan growth yang sudah cukup menarik.
“INSIGHT berharap para investor mendapatkan informasi terkait pasar saham baik global maupun domestik, tren investasi, serta strategi investasi yang optimal di era new normal. Selain itu INSIGHT akan menginformasikan alternatif produk investasi yang berpotensi memberikan hasil optimal pada kondisi pasar saat ini,” ungkap Direktur PT Insight Investments Management Ria Warganda dalam Webinar “ETF for New Normal Investing”.
Harapannya, demand investasi yang sempat turun di tahun 2020 segera naik kembali dengan adanya faktor pendukung seperti economic recovery secara gradual, distribusi dan realisasi vaksinasi Covid-19, serta mayoritas bank sentral global yang masih melonggarkan kebijakan fiskal maupun moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Seperti diketahui, memasuki Mei 2021 indeks bergerak sedikit negatif ke angka 0,5 % seiring dengan adanya peningkatan kasus harian di India dan ekspektasi peningkatan kasus di Indonesia pasca Lebaran. Namun dengan adanya stimulus, kembali membuat pasar saham rebound, bahkan di beberapa negara ada yang pergerakan pasar sahamnya melebihi masasebelum pandemi.
Beberapa sektor yang kami lihat cukup menarik pada tahun 2021 antara lain konsumer, perbankan, dan telekomunikasi. Valuasi IHSG saat ini berada di P/E 28,97x relatif lebih menarik dibandingkan dengan negara berkembang lain maupun negara tetangga di ASEAN, seperti Singapura 80,6x dan Thailand 30,1x.
“Kami memproyeksikan EPS tahun 2021 tumbuh mencapai 30% dan kami meyakini target IHSG bisa mencapai 6.800 dengan forward P/E di 25,48x, sehingga potensi up sidenya mencapai 14,33% (per data penutupan pasar 31 Mei 2021),” ujar Head of Equity PT Insight Investments Management Camar Remoa.
INSIGHT memperkenalkan produk Reksa Dana Insight ETF FTSE Indonesia Index – Low Volatility Factor (XILV) yang merupakan indeks saham kolaborasi INSIGHT sebagai Manajer Investasi (MI) dan FTSE sebagai provider Indeks.
Dibandingkan dengan FTSE original, FTSE Low Volatility Factor lebih memberikan bobot (overweight)kepada saham-saham yang memiliki volatilitas lebih rendah.
Keunggulan dari Reksa Dana Insight ETF FTSE Indonesia Index – Low Volatility Factor (XILV) adalah dapat diperdagangkan real time di bursa seperti instrumen saham, sehingga investor dapat lebih fleksibel dalam melakukan transaksi. Dengan memiliki produk ETF, investor sama dengan memiliki
puluhan saham unggulan dari berbagai sektor, sehingga investor secara tidak langsung mendiversifikasikan investasinya secara optimal.
“Potensi ETF untuk tumbuh sangatlah besar, apalagi pertumbuhannya didukung oleh tren unit penyertaan yang terus meningkat,” jelas Camar.
Per Mei 2021, jumlah kepemilikan lembar ETF di dalam administrasi Dealer Partisipan (DP) Indo Premier Sekuritas tercatat meningkat sebesar 86% yoy. Likuiditas dan ketersediaan kuotasi di pasar sekunder menjadi penting agar produk ETF dapat dinikmati oleh investor individu. Produk Reksa Dana Insight ETF FTSE Indonesia Index – Low Volatility Factor (XILV) tergolong ETF yang dikelola secara pasif, dengan mengacu pada FTSE Indonesia Index – Low Volatility Factor sebagai indeks acuan. Bobot masing-masing konstituen ETF setidaknya 80-120 persen dari bobot pada indeks acuan, sesuai dengan peraturan OJK.
Berdiri sejak 29 Mei 2003 dan mendapatkan izin usaha sebagai manajer investasi (MI) pada tanggal 26 Agustus 2004,saat ini PT Insight Investments Management (INSIGHT) telah mengelola dana sekitar 15 Triliun Rupiah. Saat ini INSIGHT berhasil masuk dalam jajaran 15 besar MI di Indonesia dalam kategori dana kelolaan Reksa Dana. INSIGHT mengajak para investor untuk berinvestasi sekaligus peduli kepada sesama melalui inovasi produk reksa dana yang dikelola. (*)
Jakarta – PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel pada hari ini (22/11)… Read More
Jakarta - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal III 2024 mencatatkan surplus sebesar USD5,9 miliar, di… Read More
Head of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia Kunardy Lie memberikan sambutan saat acara… Read More
Pengunjung melintas didepan layar yang ada dalam ajang gelaran Garuda Indonesia Travel Festival (GATF) 2024… Read More
Jakarta - PT Eastspring Investments Indonesia atau Eastspring Indonesia sebagai manajer investasi penerbit reksa dana… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat perubahan tren transaksi pembayaran pada Oktober 2024. Penggunaan kartu ATM/Debit menyusut sebesar 11,4… Read More