Ekonomi dan Bisnis

ESSA Fokus Operasional LPG dan Amoniak di 2026, Siapkan Capex Segini

Poin Penting

  • Capex ESSA 2026 sekitar USD20 juta (Rp332 miliar) fokus mendukung proyek eksisting LPG dan amoniak, tanpa ekspansi besar.
  • Laba bersih 9 bulan 2025 turun 37% menjadi USD21 juta akibat pendapatan menurun 13% dan harga amoniak/LPG turun.
  • Dividen 2025 belum ditetapkan, keputusan bergantung pada pemegang saham, meski perusahaan berharap tetap membagikan dividen.

Jakarta – PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar USD20 juta atau sekitar Rp332 miliar untuk 2026.

Direktur dan Chief Financial Officer ESSA Industries Indonesia, Prakash Chand Bumb mengungkapkan, anggaran capex tersebut tergolong tidak terlalu tinggi karena tidak difokuskan pada ekspansi.

“Capex yang diperlukan tidak terlalu tinggi. Kira-kira antara USD10 juta hingga USD20 juta yang bersifat esensial,” ujar Prakash dalam Public Expose ESSA secara daring, Rabu, 3 Desember 2025.

Baca juga: ESSA Optimistis Pendapatan Akhir Tahun Ini Tembus USD310 Juta

Menurutnya, dana capex akan digunakan untuk mendukung proyek eksisting, seperti fasilitas produksi LPG dan amoniak.

Adapun proyek eksisting tersebut masih berada dalam tahapan pengembangan awal sehingga tidak membebani anggaran belanja modal.

“Untuk proyek yang sedang dalam tahap konstruksi, tidak banyak kebutuhan capex yang diharapkan pada 2026,” jelasnya.

Baca juga: ESSA Optimistis Pendapatan Akhir Tahun Ini Tembus USD310 Juta

Sementara itu, terkait rencana pembagian dividen tahun buku 2025, pihaknya tidak memberikan angka secara pasti. 

“Dividen tergantung keputusan pemegang saham. Kami berharap dapat terus membagikan dividen seperti sebelumnya,” pungkasnya. 

Diketahui, kinerja PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) selama sembilan bulan pertama tahun 2025 mengalami tekanan. Ini tercermin dari laba bersih perseroan yang turun 37 persen menjadi USD21 juta pada September 2025. 

Baca juga: Laba Bersih ESSA Turun 37 Persen Jadi USD21 Juta di September 2025

Penurunan laba bersih tersebut dipicu pendapatan ESSA yang terkoreksi sebanyak 13 persen menjadi USD200 juta hingga September 2025 dari USD230 juta.

Tekanan lain datang dari harga amoniak yang mengalami penurunan sekitar 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara harga LPG juga mengalami sedikit penurunan sebesar 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun demikian, pada kuartal ketiga terjadi pemulihan harga amoniak sebesar 7 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. (*)

Editor: Yulian Saputra

Muhamad Ibrahim

Recent Posts

JBS Perkasa dan REI Jalin Kerja Sama Dukung Program 3 Juta Rumah

Poin Penting JBS Perkasa dan REI resmi bekerja sama dalam penyediaan pintu baja Fortress untuk… Read More

41 mins ago

Strategi Asuransi Tri Prakarta Perkuat Layanan bagi Nasabah

Poin Penting Tri Pakarta merelokasi Kantor Cabang Pondok Indah ke Ruko Botany Hills, Fatmawati City,… Read More

41 mins ago

Livin’ Fest 2025 Siap Digelar di Grand City Convex Surabaya, Catat Tanggalnya!

Jakarta - Bank Mandiri terus memperkuat dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah dengan menghadirkan Livin’ Fest… Read More

2 hours ago

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

16 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

16 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

18 hours ago