Jakarta – Saat ini, era industri 4.0 membuat perkembangan teknologi sedemikian masif di berbagai sektor. Era ini ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi, dan batas antara manusia dan sumber daya lainnya sebagian konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi. Era industri 4.0 menjadi tantangan tersendiri bagi para business leaders, khususnya di perbankan.
Bisnis model pun telah berubah signifikan. Urgensi untuk segera mempelajari keterampilan baru agar tetap kompetitif didorong oleh pandemi covid-19 yang memaksa organisasi untuk beradaptasi. Hal itu disampaikan oleh Kartika Wirjoatmodjo, Ketua Umum Perbanas, dalam paparannya di Webinar Infobank – Human Capital Summit 2021 bertajuk “Solving Scarcity of Leaders to Face The Era of Vuca”, Kamis, 8 April 2021.
Menurut Kartiko, dari tantangan-tantangan tersebut, dibutuhkan profil seorang leader 4.0 yang memiliki purpose, atitude dan skill yang kuat. Purpose dan attitude akan menjadi sumber energi utama dan guidance bagi leader untuk mengembangkan keempat skill yang lain yaitu leadership skill, manajerial skill, thinking skill dan technical skill.
“Purpose adalah keinginan kuat untuk mewujudkan masa depan yang baik untuk diri sendiri, keluarga maupun komunitas, seperti bangsa dan negara. Purpose merupakan sumber energi utama bagi setiap leaders sehingga memiliki endurance, energi yang tidak terbatas, dan itu terpancar dalam setiap kegiatan yang dijalankan,” katanya.
Keinginan kuat atau purpose tersebut dilengkapi dengan leaders attitude yang baik. Terdapat lima attitude utama untuk panduan leaders di era industri 4.0, yaitu integritas, kolaborasi, learning agility, akselerate atau persistance, dan problem solving.
Kartiko menjelaskan, untuk keterampilan atau skill yang harus dikembangkan, pertama adalah leadership skill yang memiliki tiga elemen, yaitu heart seorang leaders harus memiliki inspirasi, empati, dan menyentuh hati para pengikutnya. Kedua, head, seorang leaders harus memiliki visi dan strategi yang jelas, dan ketiga, hands, dimana seorang leaders harus mampu mengeksekusi seluruh purpose dengan agility dan inovasi.
Lalu, manajerial skill, dimana seorang leaders harus mampu mengelola zoom in dan zoom out terhadap segala permasalahan sehingga seimbang dalam melihat pertumbuhan makro dan mikro untuk pengambilan keputusan.
Kemudian, leader harus mempunyai thinking skill, kemampuan berpikir kedepan untuk memeriksa kemungkinan, ketidakpastian, strategi dan alternatif-alternatifnya, dan thinking again untuk memeriksa efektivitas saat ini, serta thinking accros yaitu kemampuan untuk memeriksa sektor lain atau bidang lain sebagai alternatif solusi bagi bidangnya.
“Terakhir, technical skill, saat ini leader harus punya kemampuan dan keahlian di bidang teknologi dan digital serta senantiasa mengembangkan human experties masing-masing,” pungkasnya. (*) Ayu Utami
Jakarta – Pemerintah tengah mempersiapkan aturan mengenai revisi kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA)… Read More
Jakarta - PT Bank JTrust Indonesia Tbk (J Trust Bank) terus melakukan ekspansi bisnis dengan memperluas… Read More
Jakarta - KPK pada Kamis, 19 Desember 2024, menggeledah kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas… Read More
Jakarta – Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah salah satu ruangan direktorat Otoritas Jasa… Read More
Jakarta – Bank Indonesia (BI) bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) pionir layanan dan Perum DAMRI… Read More
Jakarta – Bank Mandiri kembali menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan ekonomi perempuan melalui kolaborasi strategis dengan… Read More