Categories: Perbankan

Emiten RI Harus Siap Terapkan GCG Internasional

Jakarta – Perusahaan di Indonesia, terutama yang sudah melantai di pasar modal, diharapkan dapat segera menerapkan good corporate governance (GCG). Hal ini sejalan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sudah merilis roadmap GCG sebagai pedoman perusahaan publik.

Pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), Maryono di Jakarta, Senin, 16 November 2015. Menurutnya, penerapan GCG tidak hanya ditingkal nasional saja, namun diharapkan juga dapat setingkat di level Internasional.

“Dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) kita harus menerapkan GCG tak hanya selevel ditingkat nasional tapi juga Internasional atau selevel Asean,” ujarnya.

Dia menilai, penerapan GCG menjadi tantangan tersendiri dalam mengahadapi MEA yang akan di gelar pada akhir tahun ini. Oleh sebab itu, perusahaan publik harus memiliki daya saing yang tinggi, sehingga penerapan GCG baik di tingkat nasional maupun Internasional dianggap penting.

“Dalam Menghadapi MEA, kita itu nanti akan menghadapi tantangan dimana akan ada daya saing, kita harus memperkuat daya saing kita, karena akan adanya pemain baru di Indonesia. Makanya, kita harus menyesuaikan GCG di nasional maupun Internasional,” tukasnya.

Dia mengungkapkan, jumlah perusahaan publik yang saat ini berjumlah sekitar 500an, namun hanya 2 perusahaan publik yang masuk dalam Asean Corporate Governance and Award yang diselenggarakan oleh Forum Pasar Modal ASEAN (ASEAN Capital Market Forum [ACMF]) di Manila-Filipina.

Hal ini berbanding terbalik jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia seperti Thailand yang mampu diwakili oleh 8 emiten, Filipina 11 emiten, Singapura 8 emiten, dan Malaysia 6 emiten. Diharapkan, kedepannya emiten Indonesia akan lebih banyak lagi yang meraih penghargaan GCG di tingkat Asean.

“Inilah yang kita katakan sebagai momentum. Untuk itu kita perlu adanya sebuah fakta, bahwa emiten di Indonesia yang saat ini ada 500an namun baru masuk 2, tapi di filipin sudah 11 emiten,” ucap Maryono.

Maryono mengaku, untuk dapat menerapkan GCG, BTN  memerlukan waktu 3 tahun. Dalam kurun waktu yang terbilang tidak sebentar tersebut, BTN telah membuktikan dengan memperoleh penghargaan bank terbaik dan satu-satunya yang mewakili bank BUMN di Indonesia dalam penerapan GCG di kelompok Asean.

“Kami sebagai pelaku punya pengalaman yang cukup, yaitu memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah disusun oleh OJK. Selama 3 tahin kita pnya improvement yang luar biasa, sehingga penilaian GCG kita masuk dalam Internasional,” tutup Maryono. (*) Rezkiana Nisaputra

Apriyani

Recent Posts

Hashim Djojohadikusumo Raih Penghargaan ‘Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability’

Poin Penting Hashim Djojohadikusumo meraih penghargaan “Inspirational Figure in Environmental and Social Sustainability” berkat perannya… Read More

7 hours ago

Dua Saham Bank Ini Patut Dilirik Investor pada 2026

Poin Penting Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang… Read More

7 hours ago

Hashim Soroti Pentingnya Edukasi Publik Terkait Perubahan Iklim

Poin Penting Indonesia menegaskan komitmen memimpin upaya global melawan perubahan iklim, seiring semakin destruktifnya dampak… Read More

8 hours ago

OJK Sederhanakan Aturan Pergadaian, Ini Poin-poinnya

Poin Penting OJK menerbitkan POJK 29/2025 untuk menyederhanakan perizinan pergadaian kabupaten/kota, meningkatkan kemudahan berusaha, dan… Read More

9 hours ago

40 Perusahaan & 10 Tokoh Raih Penghargaan Investing on Climate Editors’ Choice Award 2025

Poin Penting Sebanyak 40 perusahaan dan 10 tokoh menerima penghargaan Investing on Climate 2025 atas… Read More

9 hours ago

Jelang Akhir Pekan, IHSG Berbalik Ditutup Melemah 0,09 Persen ke Level 8.632

Poin Penting IHSG ditutup melemah 0,09% ke level 8.632 pada 5 Desember 2025, meski beberapa… Read More

10 hours ago