Jakarta – PT Hero Global Investment Tbk (HGII), perusahaan penyedia energi baru terbarukan (EBT), menargetkan pendapatan dan laba bersih untuk tahun buku 2025 masing-masing mencapai Rp100 miliar dan Rp40 miliar.
Meski demikian, kinerja keuangan HGII pada kuartal I 2025 mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari laba kotor yang turun 8,76 persen secara year-on-year (YoY) menjadi Rp17,4 miliar, dari sebelumnya Rp19,04 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Penurunan tersebut dipicu oleh pendapatan bersih kuartal I 2025 yang menyusut 14,39 persen YoY menjadi Rp6,9 miliar dari Rp8,0 miliar. Pendapatan operasional HGII juga tercatat turun 7,1 persen menjadi Rp20,8 miliar dari Rp22,4 miliar.
Baca juga: Hero Global Investment Tebar Dividen Rp4,5 Miliar, 11,88 Persen dari Laba 2024
President Director HGII, Robin Sunyoto, mengatakan bahwa perseroan menghadapi dua tantangan besar, salah satunya berasal dari sisi makro yang berkaitan dengan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan.
Namun, tantangan tersebut sudah dijawab melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), yang berencana menambahkan kapasitas pembangkit pada 2025-2034 menjadi 69,5 gigawatt (GW), dengan komposisi pembangkit EBT sebesar 42,6 GW dan storage 10,3 GW.
“Namun yang kedua tantangan dari HGII sendiri adalah kita perlu untuk mencari ataupun mengidentifikasi proyek, lokasi proyek yang memang berpotensi dan yang kedua adalah dengan biaya pembangunan yang paling optimum,” ujar Robin dalam Paparan Publik di Jakarta, Rabu, 11 Juni 2025.
Komitmen Terhadap EBT
Meski menghadapi berbagai tantangan, HGII tetap berkomitmen untuk terus mengembangkan, mengidentifikasi, dan mengeksplorasi potensi EBT di Indonesia agar prooyek-proyeknya layak secara bisnis bagi para pemangku kepentingan, terutama PLN.
“Jadi itu tantangannya, kita perlu mencari lokasi yang total investasinya paling optimum, sehingga bisa ter-refleksikan kepada tarif yang kompetitif kepada PLN. Sehingga PLN pada akhirnya juga bisa menjadi sehat,” imbuh Robin.
Baca juga: Resmi Tercatat di BEI, Harga Saham BRRC dan HGII Kompak Naik
Adapun dari posisi aset pada laporan keuangan per 31 Maret 2025, jumlah aset Perseroan sebesar Rp963,3 miliar. Lebih dari 90 persen aset tersebut berbentuk aset keuangan jasa posisi, sesuai dengan karakteristik bisnis HGII.
Kenaikan aset sebesar 34,59 persen YoY tersebut sebagian besar berasal dari perolehan dana IPO senilai Rp260 miliar.
Selanjutnya dari sisi liabilitas Perseroan mengalami tren menurun, ini seiring dengan pembayaran pinjaman bank, di mana dari total liabilitas HGII sekitar 50 persen merupakan pinjaman bank. Namun pada 31 Maret 2025, fasilitas pinjaman Perseroan untuk Parmonangan I telah lunas.
Sehingga per 31 Maret 2025 pinjaman bank hanya satu fasilitas untuk Parmonangan II dengan outstanding sebesar Rp108 miliar. Oleh karena itu, debt to Equity rasio dalam posisi yang positif didukung oleh penurunan liabilitas dan ekuitas yang meningkat. (*)
Editor: Yulian Saputra