Analisis

EMEAP Kerja Sama Hadapi Divergensi Kebijakan Moneter

Nusa Dua–Pertemuan pimpinan otoritas moneter dari 11 negara Asia Timur dan Pasifik (EMEAP) sepakat untuk memperkuat kerja sama regional dalam perkembangan ekonomi global, khususnya kebijakan moneter negara maju yang beragam (divergen).

Hal ini mengemuka dalam Pertemuan Gubernur EMEAP yang diselenggarakan pada 31 Juli 2016, di Bali, Indonesia. Pertemuan dipimpin oleh Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, dan diikuti oleh seluruh anggota EMEAP, yaitu sejumlah sebelas bank sentral dan otoritas moneter di Asia Timur dan Pasifik.

Para gubernur berbagi mengenai pandangan mereka terhadap perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global dan regional. Para gubernur memandang bahwa kondisi ekonomi dan kebijakan moneter yang divergen pada negara-negara maju telah menempatkan area EMEAP pada potensi kerentanan dan gejolak. Walau demikian, mereka juga mencatat bahwa secara umum pasar keuangan di kawasan EMEAP tetap berfungsi baik di tengah beberapa ancaman yang dapat meningkatkan gejolak.

Para gubernur sepakat bahwa komunikasi dan kerja sama antara para otoritas sangat penting untuk dapat menentukan arah perekonomian di tengah ketidakpastian global. Komunikasi dan kerja sama tersebut perlu dilakukan tidak hanya di area EMEAP, namun juga dengan negara-negara lainnya. Mereka juga sepakat untuk menggunakan EMEAP sebagai wadah bersama untuk berbagi dan berdiskusi mengenai berbagai perkembangan dan isu yang memengaruhi stabilitas ekonomi, moneter dan keuangan regional.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara mengatakan, para gubernur mencatat pula laporan Pertemuan Deputi Gubernur EMEAP ke-50 di Sidney, Australia, pada April 2016. Pertemuan tersebut membahas dan mengapresiasi kemajuan dalam aktivitas kerja sama EMEAP di bidang pasar keuangan, pengawasan bank, sistem pembayaran dan setelmen, serta teknologi informasi.

Para gubernur juga mendiskusikan perkembangan Komite Stabilitas Moneter dan Keuangan (Monetary and Financial Stability Committee – MFSC) terkait pengawasan (surveillance), kegiatan riset, dan kerangka manajemen krisis regional. Mereka sepakat mengenai perlunya pembentukan suara kolektif dalam merespons reformasi kebijakan global.

Selanjutnya, para gubernur juga menerima the Reserve Bank of New Zealand sebagai tuan rumah pada Pertemuan Gubernur EMEAP ke-22 pada 2017. (*)

 

 

Editro

admin

Recent Posts

Evelyn Halim, Dirut SG Finance, Raih Penghargaan Top CEO 2024

Jakarta – Evelyn Halim, Direktur Utama Sarana Global Finance Indonesia (SG Finance), dinobatkan sebagai salah… Read More

2 hours ago

Bos Sompo Insurance Ungkap Tantangan Industri Asuransi Sepanjang 2024

Jakarta - Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan… Read More

3 hours ago

BSI: Keuangan Syariah Nasional Berpotensi Tembus Rp3.430 Triliun di 2025

Jakarta - Industri perbankan syariah diproyeksikan akan mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Hal ini… Read More

3 hours ago

Begini Respons Sompo Insurance soal Program Asuransi Wajib TPL

Jakarta - Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, menyoroti pentingnya penerapan asuransi wajib pihak ketiga… Read More

4 hours ago

BCA Salurkan Kredit Sindikasi ke Jasa Marga, Dukung Pembangunan Jalan Tol Akses Patimban

Senior Vice President Corporate Banking Group BCA Yayi Mustika P tengah memberikan sambutan disela acara… Read More

5 hours ago

Genap Berusia 27 Tahun, Ini Sederet Pencapaian KSEI di Pasar Modal 2024

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat sejumlah pencapaian strategis sepanjang 2024 melalui berbagai… Read More

5 hours ago