Jakarta – Harga emas diprediksi berpotensi merosot taham pasca dirilisnya laporan ketenagakerjaan non pertanian Amerika Serikat (AS). Seperti diketahui, negeri Paman Sam ini baru saja menerbitkan Laporan Ketenagakerjaan non Pertanian yang menggembirkan dan menumbuhkan kembali harapan tentang peningkatan suku bunga AS tahun ini.
Lukman Otunuga, Market Research Analyst FXTM mengatakan, logam mulia ini sangat terpengaruh oleh ekspektasi peningkatan suku bunga dan dapat semakin melemah apabila optimisme peningkatan suku bunga semakin menguat.
Walaupun penghindaran risiko mengangkat nilai komoditas ini, tambah Lukman, pulihnya nilai tukar USD dan menguatnya harapan peningkatan suku bunga Fed dapat menggoda penjual untuk menyerang harga emas.
Lukman memprediksi, Investor bullish masih memiliki ruang untuk bernapas di atas US$1315. “ Namun breakdown dapat memberi sinyal bahaya jika harga merosot menuju US$1305”ujarnya.(*)
Jakarta - Melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat, 15 November 2024,… Read More
Jakarta - PT Prudential Life Assurance atau Prudential Indonesia mencatat kinerja positif sepanjang kuartal III-2024.… Read More
Jakarta - Di era digital, keinginan untuk mencapai kebebasan finansial pada usia muda semakin kuat,… Read More
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks pembangunan manusia (IPM) mencapai 75,08 atau dalam… Read More
Jakarta - PT Caturkarda Depo Bangunan Tbk (DEPO) hari ini mengadakan paparan publik terkait kinerja… Read More
Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2024 tercatat… Read More