Moneter dan Fiskal

Elon Musk: Resesi Global Akan Berlangsung Hingga Musim Semi 2024

Jakarta – CEO dan Pendiri Tesla, Elon Musk, mengatakan bahwa penurunan ekonomi global bisa berlangsung hingga satu setengah tahun ke depan. Di media sosial Twitter Jumat minggu lalu, orang terkaya di dunia itu menyatakan, resesi bisa berlangsung sampai musim semi 2024.

Musk menyampaikan itu pertama kali ketika merespon sebuah tweet dari Shibetoshi Nakamoto, nama online untuk co-creator Dogecoin, Billy Markus, yang menyampaikan bahwa jumlah yang terjangkit corona virus sudah agak rendah. “Dan kekhawatiran kita saat ini adalah resesi global yang semakin dekat dan sinyal perang nuklir,” katanya.

“Itu pasti akan bagus bila kita memiliki satu tahun ke depan tanpa peristiwa global yang mengguncang,” Musk merespon, seperti dikutip dari CNBC, Selasa, 25 Oktober 2022.

Tesla Owners Silicon Valley, sebuah akun Twitter dengan jumlah followers hampir 600.000 lalu bertanya kepada Musk, berapa lama ia pikir resesi akan berlangsung, dimana kemudian dijawab oleh Musk “Hanya menduga, tapi mungkin sampai musim semi 2024.”

GDP global yang tumbuh 6% di 2021, diprediksi akan mengalami penurunan pertumbuhan menjadi 3,2% di tahun ini dan 2,7% di 2023, berdasarkan Dana Moneter Internasional (IMF). Prediksi tersebut menandai level pertumbuhan GDP global terlemah sejak 2001, di luar krisis finansial pada 2008 dan penurunan pertumbuhan GDP pada masa-masa awal pandemi Covid.

The Federal Reserve (The Fed) memproyeksikan GDP Amerika Serikat hanya akan tumbuh 0,2% tahun ini dan 1,2% di 2023. Elon Musk pun menjadi bos korporasi besar terakhir yang menyampaikan pesannya terkait kondisi perekonomian ke depan.

Pada sebuah tweetnya Rabu minggu lalu, Pendiri Amazon, Jeff Bezos mengatakan “Ini adalah waktunya untuk mengencangkan ikat pinggang” sebagai persiapan untuk menghadapi guncangan perekonomian ke depan.

Tweet itu melengkapi sebuah video dari CEO Goldman Sachs, David Solomon, yang mengatakan pada wawancara CNBC bahwa ada “potensi besar” resesi di AS akan terjadi. Sementara CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, juga telah memperingatkan bencana ekonomi yang akan terjadi dalam waktu mendatang.

Komentar Musk ini juga datang di tengah minggu yang sulit untuk saham Tesla ketika produsen automobil itu gagal memenuhi target pendapatannya, dan diperingati terkait kekurangan pengiriman mobil potensial di tahun ini.

Namun begitu, di luar prediksinya, Musk tercatat sebagai pihak yang memiliki prediksi lebih optimis terkait kondisi perekonomian Amerika Serikat dibandingkan negara-negara lainnya.

“AS yang berada di Amerika Utara ini berada pada kondisi yang cukup sehat. Bagian dari itu adalah soal meningkatkan suku bunga acuan melebihi daripada yang seharusnya, tapi saya pikir mereka akan menyadari hal itu dan menurunkannya kembali,” ucapnya.

Ia berkata bahwa Tiongkok agak berada dalam semacam ledakan resesi, dipicu oleh pasar real estate, sementara Eropa mengalami semacam resesi karena masalah sektor energi. (*) Steven Widjaja

Rezkiana Nisaputra

Recent Posts

Netflix, Pulsa hingga Tiket Pesawat Bakal Kena PPN 12 Persen, Kecuali Tiket Konser

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More

34 mins ago

Paus Fransiskus Kembali Kecam Serangan Israel di Gaza

Jakarta -  Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More

39 mins ago

IHSG Dibuka Menguat Hampir 1 Persen, Balik Lagi ke Level 7.000

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More

2 hours ago

Memasuki Pekan Natal, Rupiah Berpotensi Menguat Meski Tertekan Kebijakan Kenaikan PPN

Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More

2 hours ago

Harga Emas Antam Stagnan, Segini per Gramnya

Jakarta -  Harga emas Antam atau bersertifikat PT Aneka Tambang hari ini, Senin, 23 Desember… Read More

3 hours ago

Transaksi QRIS Kena PPN 12 Persen, Begini Penjelasan DJP

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) buka suara terkait dengan transaksi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS)… Read More

3 hours ago