Jakarta– Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menilai kondisi ekspor nasional masih tumbuh melambat hingga akhir tahun ini, hal tersebut seiring dengan pelambatan ekonomi Tiongkok.
“Pelambatan (China) itu sebenarnya berdampak cukup besar terhadap ekspor Indonesia, ditambah harga komoditas turun,” ujar Mirza di Kompleks Bank Indonesia Jakarta, Rabu 27 Maret 2019.
Mirza menjelaskan, ekonomi Tiongkok pada periode 2013 hingga 2018 terus mengalami pelambatan dengan ditutup di tahun 2018 sekitar 6,4 persen sampai 6,5 persen. Mirza pun memprediksi pertumbuhan ekonomi China pada tahun ini hanya bertengger pada angka 6,3 persen.
Selain itu, Mirza juga memprediksi harga komoditas ekspor masih belum menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan. Terlebih 25 persen komoditas pertambangan dan perkebunan RI diekspor ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada 2018 tercatat sebanyak USD180,06 miliar atau tumbuh 6,65 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun pertumbuhan ekspor itu tak mampu menyelamatkan neraca perdagangan RI yang tercatat defisit USD8,57 miliar. (*)
Jakarta - Veronica Tan, mantan istri Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok turut dipanggil Presiden Terpilih… Read More
Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menjadi salah satu tokoh yang… Read More
Jakarta - Sederet ketua umum partai, pengusaha, hingga menteri kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipanggil… Read More
Jakarta - Presiden Terpilih Prabowo Subianto memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto ke kediamannya di Jalan… Read More
Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya menyambangi kediaman presiden terpilih Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara,… Read More
Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan bahwa sektor jasa keuangan sebagai bagian dari sistem… Read More